#11

2K 255 41
                                    

Jaemin menatap lamat bayangannya di cermin, memperhatikan wajahnya yang sedikit kehilangan rona akibat terlalu lelah. Tiga hari berlalu sejak Jeno datang, selama itu juga Jaemin banyak termenung.

Selama tiga hari belakangan, Jaemin lebih suka menghabiskan waktu di balkon kamar, termenung seorang diri dengan berbagai hal yang memenuhi otak kecilnya. Semua hal itu ia telan bulat-bulat, dipikirkan terlalu dalam hingga terkadang merenggut kewarasannya.

Hari ini rencananya Jaemin akan pergi menemui psikolog, namun ia harus menyelesaikan satu jadwal pemotretan yang tidak bisa ditunda terlebih dahulu.

Ketukan pintu terdengar, tak lama Renjun masuk, memberi tahu Jaemin agar cepat turun untuk sarapan.

Haechan dan Yushi ternyata sudah menunggu di meja makan. Keduanya duduk bersebelahan, terlihat sedang sibuk berkutat dengan ponsel masing-masing.

"Selamat pagi," sapa Jaemin sebelum mendudukkan diri di hadapan Haechan diikuti Renjun yang duduk di hadapan Yushi.

"Selamat pagi, kau sudah membaik, hyung?"

Jaemin mengangguk disertai senyum tipis di wajah nya.

Setelahnya tidak ada lagi pembicaraan, keempat nya mulai sibuk dengan makanan masing-masing. Sesekali Renjun mengawasi Jaemin, memastikan pria itu menghabiskan makanannya.

"Kau yakin tidak mau ditemani?" Tanya Haechan begitu mereka menyelesaikan sarapan.

Jaemin mengangguk, "Aku bersama Yushi saja. Kita bertemu di rumah sakit nanti."

Haechan mengangguk dengan berat hati. Semalam mereka sudah membagi jadwal, Renjun pergi untuk meneruskan penyelidikan nya dengan Mark, Yushi menemani Jaemin pemotretan dan Haechan akan menemani bertemu psikolog. Namun, pada dasarnya Haechan memang selalu merasa khawatir dengan Jaemin. Jadi, sejak bangun pria itu sudah merengek ingin mengantar Jaemin pemotretan.

---

Pada akhirnya Haechan tetap mengikuti Jaemin hingga lokasi pemotretan. Tapi pria itu memilih untuk menunggu di cafe dekat lokasi sembari mencari inspirasi untuk buku nya.

Jaemin dan Yushi berjalan beriringan dari parkiran gedung. Hari ini adalah jadwal pemotretan dengan brand milik Doyoung. Brand itu adalah salah satu dari sedikit brand yang masih mempertahankan kerja sama dengan Jaemin setelah skandal yang menimpa sang aktor beberapa saat yang lalu.

"Hyung, mungkin nanti kau akan bertemu Lee Jeno. Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja Yushi ah, kau tidak perlu khawatir."

Yushi mengangguk walaupun masih ada rasa khawatir di hatinya.

Memasuki area lobby, Jaemin dan Yushi dikejutkan dengan kerumunan orang. Awalnya keduanya acuh tak acuh, mengira orang-orang itu tengah menunggu idol mereka yang mungkin sedang bekerja di dalam gedung. Tapi, teriakan seseorang yang menyuarakan nama Jaemin dari kerumunan itu membuat Yushi langsung tersadar, jika kerumunan itu tengah menunggu Jaemin.

Keadaan menjadi sangat kacau, orang-orang berlari menghampiri Yushi dan Jaemin, melempari keduanya dengan sampah dan mengatakan hal menyakitkan.

Bagi Jaemin, hal seperti ini sudah biasa. Setiap mendapatkan skandal, pasti ada yang melakukan hal ini bahkan sampai meneror nya. Tapi, ditengah keadaannya yang sedang tidak baik, hal seperti ini memperparah segalanya.

Tubuh Jaemin bergetar hebat, sedangkan Yushi berusaha melindungi nya.

"Tidak tau malu."

"Kami tidak membutuhkan aktor penuh skandal seperti mu."

"Mati saja."

"Kau hanya membuat malu."

Glimpse [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang