Yushi berlari kelimpungan di lorong rumah sakit setelah mendapat kabar mengenai kecelakaan yang terjadi pada Renjun. Kenyataan bahwa ia tak mengetahui segala berita hari ini karena sedang sakit membuat nya merasa bersalah. Jika Mark tidak menghubungi nya untuk menanyakan rumah sakit tempat Renjun dirawat, mungkin ia tak akan tahu berita menyedihkan ini hingga esok hari.
"Hyung," panggil Yushi begitu melihat sosok Haechan yang tengah berdiri di depan sebuah ruangan. Pria itu terlihat sedang mengotak-atik ponsel nya dengan raut cemas.
"Yushi ah."
"Bagaimana keadaan Renjun hyung? Kenapa bisa kecelakaan?"
Pertanyaan Yushi membuat Haechan menaikkan sebelah alisnya, merasa heran karena Yushi terlihat tidak tahu apa yang terjadi.
"Tadi pagi Renjun tidak menghubungi mu?"
Yushi ikut menaikkan sebelah alis kemudian bergegas mengeluarkan ponselnya untuk memastikan. "Tidak, aku tidak mendapat panggilan atau pesan apapun dari Renjun hyung."
"Tadi pagi Renjun berkata akan menghubungi mu."
Yushi terdiam, tidak tahu harus berkata apa. "Di mana Jaemin hyung?" Pada akhirnya kalimat itu lah yang keluar dari bibirnya.
Seperti tersadar akan sesuatu, raut Haechan yang tadinya terlihat kebingungan sontak berubah panik.
"Jaemin pergi entah ke mana. Tolong cari dia Yushi ah. Aku masih harus berjaga di sini agar bisa langsung bertindak saat dokter membutuhkan sesuatu."
"Jaemin hyung tadi di sini?"
Haechan mengangguk. "Aku sudah mencoba menghubungi nya sejak tadi. Tapi tidak ada satu panggilan pun yang diterima."
"Hyung tenang saja, aku akan mencari Jaemin hyung."
Setelah mengatakan hal itu, Yushi langsung bergegas pergi untuk mencari Jaemin. Langkahnya begitu lebar, menelusuri jalanan di sekitar rumah sakit sembari terus menghubungi ponsel sang aktor.
Berkali-kali panggilan tak dijawab namun Yushi tak kunjung putus asa hingga pada akhirnya panggilan itu diterima. Yushi bernafas lega, langsung menanyakan di mana sang aktor berada, namun bukan suara Jaemin yang terdengar dari balik panggilan. Rasa lega yang tadinya sedikit Yushi rasakan, sirna begitu saja.
"Apakah kau keluarga pemilik ponsel ini?"
"Ya, kau siapa?"
"Maaf, aku adalah sopir taxi yang baru saja mengantarkan pemilik ponsel ke sungai Han. Dia terlihat tidak baik-baik saja makanya aku berinisiatif untuk menghubungi kenalannya. Apa kita bisa bertemu sekarang?"
"Kau masih di sungai Han?"
"Ya, aku masih dekat dengan sungai Han."
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang juga."
Yushi langsung berlari menuju parkiran setelah memutuskan panggilan. Pemuda itu saat ini diserang rasa khawatir, takut akan terjadi sesuatu hal yang buruk mengingat bagaimana keadaan sang aktor terakhir kali.
Yushi tahu, sangat tahu apa kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi jika ia tak cepat menemukan Jaemin.
Bukan setahun dua tahun Yushi mengenal Jaemin, ia bahkan mengenal sang aktor sepanjang hidupnya. Ia tahu betul apa yang tengah pria manis itu pikirkan.
"Ku mohon, jangan dulu." Lirih Yushi di tengah kencangnya ia mengemudikan mobil, ingin cepat-cepat menemui sang aktor.
---
"Kau supir taxi yang menghubungi ku?" Tanya Yushi setelah melihat sosok pria paruh baya yang tengah berdiri di pinggir jalan sembari menggenggam dua ponsel yang Yushi ketahui salah satunya adalah milik Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse [Nomin]
FanfictionNa Jaemin, seorang aktor dengan banyak skandal dibuat terkejut dengan kedatangan sosok Lee Jeno yang tiba-tiba memanggilnya 'ratuku' dan bersikukuh membawanya 'pulang'. Entah 'pulang' kemana yang Jeno maksud karena Jaemin tak merasa mempunyai rumah.