💠💠💠
(Sensor: 17+, untuk muda-mudi. Bukan balita!)
Bagaimana rasanya dicintai dengan cara ugal-ugalan?
Ini cerita tentang seorang wanita bernama Hanna Sanjaya yang dicintai oleh cogil kuliahan---Zein Aksama Putra dengan cara luar biasa.
Kamu akan...
Perasaanmu sekeras apa? Tolong beritahu aku agar bisa menemukan solusinya.
Tapi selama perjalanan ini belum usai, aku pastikan tidak ada yang akan menang apalagi masa lalu, jelas sudah kamu adalah milikku.
▪️💠▪️
Di hari Senin sore yang cerah, Hanna sedang melayani pelanggan yang terlihat cukup ramai sambil diselingi tukar pesan bersama Jenni di handphonenya.
Jenni mengabarkan kalau dia dalam keadaan baik dan sekarang tengah bersama Kinan di Swiss.
JENNI Aku merindukanmu, Hanna
Me Aku juga, kapan pulang?
JENNI Aku tidak tahu, tapi Kinan malah betah di sini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanna melihat foto yang dikirimkan Jenni, menggeleng kecil sambil tersenyum.
JENNI Kalau kami menikah di Swiss, bagaimana Han? Romantis bukan? Tapi aku juga tidak mau kalau pernikahanku membuatmu sendiri, aku tunggu sampai kamu memiliki pacar baru deh.
Haduhh, aku agak pilek.
Me Jaga kesehatan di sana, Jen
JENNI Kamu juga Han, jangan kebanyakan minum kopi sama ngerokok. Jangan overdosis sama si Bocah berandalan itu juga, ya.
Kalau perlu, Zein kamu karungin aja buang ke sungai. Dia emang nyebelin kan?
Hanna lagi-lagi tersenyum melihat pesan yang dikirimkan Jenni, tentang minum kopi mana bisa Hanna menahannya seharian penuh? Jenni pasti sudah tahu itu, tapi kalau merokok? Akhir-akhir ini Hanna sering tercyduk oleh Zein sedang merokok dan selalu saja diganti dengan permen, alhasil giginya sering ngilu sekarang.
Hanna pun menggeleng-gelengkan kepalanya pelan mencoba menerima nasib yang harus berjalan seperti ini.
"Hanna?" panggil seseorang yang sudah berdiri tepat di depan etalase kue bagian luar, membuat Hanna mendongak untuk melihat pelanggannya.
"Ya?" Napas Hanna tercekat kala netranya menemukan sesosok laki-laki yang sangat dia kenali, bukan pelanggan, melainkan orang dari masa lalunya.
Detikan waktu seakan kembali memutar Hanna pada beberapa tahun yang lalu saat semuanya terasa baik-baik saja, dia memiliki seseorang yang mendukung dan menyayanginya dengan sangat, dia memiliki orang yang sangat dipercaya dalam hidupnya.
