Episode 34
Hidupku adalah 'selama itu bersamamu'.
▪️💠▪️
Hanna sedang duduk di salah satu tempat makan dekat rumahnya, memesan sepiring nasi dengan soto ayam yang nampak menggiurkan.
Di warung berukuran sedang itu tidak terlalu ramai sore ini, membuat Hanna sedikit nyaman dan memilih untuk makan di tempat.
Satu hal yang Hanna sangat suka di sini, pemandangan yang sangat menakjubkan ketika dia melihat ke luar. Pegunungan dan langit yang memanjakan mata setiap kali melihatnya.
"Ini pesanannya," ujar sang pemilik warung sambil menyajikan pesanan Hanna di atas meja.
"Terima kasih," balas Hanna seraya tersenyum kecil.
Mangkuk berlogo ayam jago itu mengepulkan asap wangi dari soto yang semerbak, di pinggirnya terdapat sepiring nasi dan sepiring kerupuk sebagai pelengkapnya.
Hanna kemudian mengambil mangkuk kecil berisi sambal, memasukkan beberapa sendok ke dalam soto yang dia pesan.
Drrrrrt! Drrrrrt!
Kegiatan Hanna diganggu oleh suara dering handphone yang membuat dia mengalihkan fokus, layar handphonenya memperlihatkan nama Jenni beserta photo profil yang sangat kentara.
Hanna kemudian beranjak mengangkat panggilan tersebut, menjauh dari mejanya dan melihat ke arah pemandangan sore hari seraya berdiri.
"Halo?"
"I Miss you so much! Hanna!"
Perbincangan Hanna hanya berlanjut selama 7 menit, Jenni hanya memberitahu kalau dia belum bisa pulang karena kerjaannya sudah memiliki kemajuan dan sayang kalau sampai ditinggalkan.
Temannya itu memang sangat menggemaskan, setiap apapun kemajuan dalam kasusnya selalu bercerita pada Hanna. Meskipun tidak pernah berbicara dengan jelas apa kemajuan itu atau apa kasus yang sedang dia tangani.
Hanna menutup sambungan teleponnya dan berbalik hendak menuju ke mejanya tadi, tapi tidak disangka dia malah terkejut dan tidak beranjak dari sana.
Di mejanya tadi, ada seorang laki-laki yang sangat Hanna kenal. Dia sedang memakan soto yang Hanna pesan dengan lahap, tidak memperdulikan orang yang membelinya sudah mencoba atau belum.
Perlahan Hanna berjalan ke arah meja tersebut, matanya masih lekat melihat laki-laki yang sibuk makan di depannya.
"Zein?" panggil Hanna setelah sampai di depan meja, membuat laki-laki itu mendongak dengan pipi seperti bakpao, penuh dengan makanan.
Mata Zein berbinar dan membesar saat mendongak melihat Hanna, dia tersenyum senang walau mulutnya masih penuh dan mengembung seperti ikan buntal.
"Kamu mencuri makanan saya?" tanya Hanna kemudian ikut duduk di seberang Zein.
Zein berusaha untuk mengunyah makanannya dengan cepat, dia meraih gelas yang memang masih kosong, Hanna bahkan membantunya untuk menuangkan air dari teko ke dalam gelas itu.
"Ahh!" seru Zein setelah menelan semua makanan yang dibantu dengan segelas air. "Makasih, Nona."
"Nona, aku sangat merindukanmu."
Perkataan itu berhasil membuat Hanna mengubah raut wajahnya, gadis itu berdehem kecil saat manik mata mereka bertemu.
"Kamu merindukan aku, Nona Han?" tanya Zein dengan senyum lebar. Senyum yang selalu membuat Hanna speechless, senyum yang memang hilang beberapa waktu belakang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER For 'EVER'
ChickLit💠💠💠 (Sensor: 17+, untuk muda-mudi. Bukan balita!) Bagaimana rasanya dicintai dengan cara ugal-ugalan? Ini cerita tentang seorang wanita bernama Hanna Sanjaya yang dicintai oleh cogil kuliahan---Zein Aksama Putra dengan cara luar biasa. Kamu akan...