18. Dinner dan Alergi

336 46 7
                                    

Hujan di pagi hari membuat halaman depan kosan basah, bahkan teras sudah dihiasi bulir air yang terpental ke sana kemari. Selena tengah duduk di dekat jendela, menatap langit sambil meminum susu cokelat.

Dengan kaos oblong dan celana selutut, tak lupa mengikat rambutnya yang hanya secuil itu. Selena menikmati hidup menderitanya dengan tenang.

Kling!

Pria tua : Minggu depan pulang ke rumah, jangan jadi anak durhaka, Selena.

Selena mencibir, durhaka? Bahkan Selena saja tidak tahu apa arti sesungguhnya dari kata itu. Padahal dia sudah menuruti keinginan tidak masuk akal ini, dan sekarang dia dikatai durhaka.

Tak peduli, cewek itu berdiri lalu berlarian di teras kosan. Meluapkan rasa frustasinya di bawah rintik hujan, dia menatap langit sore dan melakukan aksi gila.

"Bacot! Gue kangen rambut sebahu gue, gue pengen nyoba jadi putri kerajaan kayak komik yang gue baca! Minimal rok!" Selena menunjuk langit, lalu menghujatnya.

Tak lama, petir menyambar pohon mangga tetangga. Seolah-olah memperingati Selena agar tidak berbuat aneh, karena cewek itu tengah melompat-lompat di lumpur dengan ekspresi marah.

"Gitu aja marah! Baperan lo, Tir!" ucap Selena kembali menunjuk langit.

JDAR!

Selena lari terbirit-birit ke kosnya, takut disambar petir gara-gara membalas kilatan mengerikan itu. Cewek itu mendengus pelan, lalu duduk di teras sambil menikmati hujan.

"Coba aja ada yang tau gue cewek, kayaknya bakal histeris," ucap Selena bermonolog.

You tell me what you need me~

Cewek itu bernyanyi di bawah rintik hujan, tak peduli jika besok dia sekolah maupun sakit. Dia hanya ingin menghabisi waktu di hari Kamis dengan santai, sebelum badai melanda di hari Minggu.

I'm stuck in the middle with you~
You you you you~
With you you you you you~ (versi remix)

Pada dasarnya Selena bukan cewek yang sulit, dia menyukai hujan, menyukai wangi petrichor yang tenang. Tidak menyukai sinar matahari, dia suka wangi vanila, dan seorang pecinta K-Pop garis keras.

Cewek manis itu kembali menatap langit. Beberapa saat kemudian, hujan reda. Selena menunduk sekilas, lalu berdiri dan masuk ke dalam kos. Selesai mandi, cewek itu membuat cokelat panas dan tiduran di atas tempat tidur.

"Gue penasaran, sampai kapan gue bisa nyembunyiin identitas palsu ini. Gue harap Azriel nggak salah paham, masa cowok suka sama cowok."

Hal yang tidak diketahui oleh Selena adalah Azriel benar-benar menyukainya walaupun selalu denial dengan pikiran. Cowok lembut itu berhasil menyembunyikan perasaannya dengan cara ekstream, yaitu merubah kepribadian.

✨✨✨

"Nak, kok Ibu nggak liat Devan ke sini lagi? Kalian berantem?" tanya Ibu Azriel penasaran.

Saat ini keluarga harmonis itu tengah berkumpul di meja makan, memulai acara makan malam itu dengan damai. Bahkan, Azriel yang biasanya diam, mendadak menjatuhkan garpu.

"Nggak, Bu, cuman aku jarang ngajak Devan ke rumah," balas Azriel kikuk.

"Sering-sering ajak, Nak, Ibu suka sama teman kamu," ucap Ibu yang membuat Ayah Azriel menatapnya heran.

"Kok bisa?" tanya pria itu bingung.

Ibu tersenyum hangat. "Dia manis, cantik lagi. Kalau bukan karena pakai seragam cowok, kayaknya Ibu bakal ngira dia cewek."

I'm (not) a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang