30. Fatal Trouble (2)

265 22 54
                                    

Vote woi! View sama votenya nggak imbang.

Disarankan dengar lagu

Animals - Maroon 5

Dengarkan setelah tanda ✨✨✨ (2)

✨✨✨ (1)

Pagi hari di rumah Zain, ternyata sangat sunyi tanpa adanya tetangga yang bergosip seperti di kosan milik Devan. Tidak hanya itu saja, rumah Zain sangat nyaman sampai-sampai Devan tak bisa beranjak dari tempat tidur.

"Bisa glowing gue kalo lama-lama di kasur empuk," ucap Devan masih saja berbaring dengan ekspresi datar.

Ekspresinya saja yang datar, tapi hatinya berbunga-bunga, sudah lama cewek itu tak merasakan yang namanya ketentraman dan rasa aman tanpa takut akan hal lain.

Tanpa sadar matanya berkaca-kaca, dia mengingat semua sikap Nata dan Gerald. Sangat hangat, layaknya keluarga cemara pada umumnya. Sekali lagi Devan katakan pada dirinya, dia sangat iri.

Di sisi lain, Zain tengah terduduk di halaman belakang sambil bermenung ria. Manik almondnya tak berkedip sama sekali, membuat Nata yang tengah menyirami tanaman menyerngit dalam.

Tanpa disangka, Nata malah menyiram Zain alih-alih bunga. Cowok itu menatap Mamanya lama, lalu kembali ke posisi semula. Bermenung ria.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Nata heran.

Merasa diabaikan, Nata lagi-lagi menyiram Zain sampai cowok itu basah kuyup. Zain mendengus, pagi hari saja sudah disirami oleh Mamanya sendiri.

"Ma, bajuku basah," ucap Zain sambil mengusap wajahnya.

"Emang, siapa bilang kamu kering kerontang? Kurus dong," balas Nata sambil tertawa meledek.

Zain menatap Nata lagi, dia heran dengan selera humor wanita itu. Tapi, bagaimanapun selera umur Mamanya, Nata tetaplah orangtua terbaik dengan versinya sendiri.

"Papa mana, Ma?" tanya Zain sambil berdiri, dia mengacak-acak rambutnya agar cepat kering.

"Dapur, kayaknya Papamu suka banget sama Selena, udah dianggap anak sendiri. Apa Mama adopsi aja, ya, Selena?" Nata mengelus dagu, berpura-pura berpikir keras.

"Nggak!" bantah Zain cepat, jantungnya berdetak kencang tak karuan karena cemas.

Masalahnya, kalau Nata dan Gerald sudah memutuskan sesuatu, maka itu pasti terjadi. Dan, Zain tidak ingin kalau Devan sampai menjadi saudarinya. Tidak, jangan sampai!

"Kok kamu bisa tau kalau Devan itu cewek asli? Kamu ngintip kamarnya, ya?"

"Nggak! Astaga, ya Tuhan! Aku nggak segitunya, Ma," balas Zain mengelus dada, ada saja ucapan Nata yang membuat jantungnya terkejut.

"Trus?"

"Aku nggak sengaja liat Selena di taman, pas itu dia pakai baju cewek versi tomboy. Selena juga ikutan dance random, makanya aku tau," ungkap Zain singkat dan padat, dia malas menjelaskan lebih karena ceritanya masih panjang.

"Tapi, Mama mau anak cewek, pas itu sama Selena," lanjut Nata dengan senyum manis, tangannya bahkan mengarahkan selang air ke arah Zain, menyiraminya lagi.

"Aduh, Ma, nggak mau! Kalo Selena jadi saudara tiri aku, aku nggak bisa pacaran sama dia dong?!" Zain mematikan kran air, kapok karena disirami terus menerus.

"Jangan dimatikan! Mama masih nyiram bunga!"

"Nyiram bunga atau aku, Ma? Dari tadi bukannya bunga yang disiram, malah aku yang kena!" protes Zain sambil bersungut-sungut. "Aku nggak bisa berfotosintesis Mama sayang!"

I'm (not) a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang