32. Injury and Facts

317 38 8
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

✨✨✨

Tanpa keduanya sadari, Farhan tengah mengangkat balok kayu tinggi-tinggi untuk memukul Devan dari belakang. Cowok itu tersenyum penuh kemenangan, lalu melayangkan kayu itu ke punggung Devan.

Balok kayu itu mengenai dengan telak punggung Devan, suara dari hantaman itu membuat Azriel terkejut. Apa lagi Devan langsung jatuh sambil berteriak kesakitan.

"Sakit ...," gumam Devan merintih kesakitan.

Farhan membuang balok kayu itu dan menarik kerah Devan cepat, dengan membabi buta cowok itu memukul Devan. Sekuat tenaga Devan menahan pukulan itu dengan tangannya, bahkan cewek itu tak segan-segan menggunakan segala cara untuk menjatuhkan Farhan.

Menangkap tangan Farhan, cewek itu menggigit sekuat mungkin. Bahkan Devan tidak memberi celah sedikitpun di kala terdesak.

Cowok itu berteriak, mengumpati Devan yang menggigiti tangannya, lalu menendang tubuh Devan hingga menabrak Azriel.

Melirik sekilas ke arah Azriel, Devan  memegang bahu Farhan kuat dan menumpu badannya. Dia melompat lalu menendang kepala Azriel hingga tidak sadarkan diri, rasa nyeri di punggungnya kian menjadi karena lompatan itu.

"Sial!" umpat Devan kesal.

Dengan napas tersengal-sengal, Devan berusaha menghindar dari tendangan Farhan. Keringatnya bercucuran, berpikir keras bagaimana caranya membuat Farhan tumbang.

Hingga akhirnya cewek itu terpojok di sudut gudang, tubuhnya merosot jatuh disertai ringisan pelan. Devan tidak tahu bagaimana kondisinya secara pasti, lengannya lebam, punggungnya apa lagi, terlebih pipinya yang sempat dipukul oleh Farhan.

"Baru ini gue ngerasa terpojok," ucap Devan amat pelan.

Farhan menatap Devan dengan senyum penuh kemenangan, dia mendekat lalu berjongkok, tangannya mencengkram erat pipi Devan dengan senyum miring.

"Kalo diliat-liat lagi, lo cantik juga, ya. Dari pada ngelawan gue, mending jadi pacar gue aja," ucap Farhan mengelus pipi Devan dengan jempolnya.

Merasa jijik, Devan meludahi wajah Farhan sambil berkata, "Sampai mati pun, gue nggak bakal jadi pacar lo! Lo tuh najis tau nggak?!"

Farhan menatap Devan tajam, lalu menarik cewek itu dan mendorongnya hingga terbaring di lantai gudang. Tak sampai di situ, Farhan naik ke atas tubuh Devan dan mencekik leher cewek itu kuat.

"Wah, emang mau mati, ya, lo, sialan!"

Cengkraman Farhan kian menguat, Devan kesulitan bernapas, dia berusaha kuat agar cowok di atasnya ini bisa menyingkir. Tapi, apa daya, kekuatannya melemah karena banyak menerima serangan dari mereka.

Dengan bibir gemetar, Devan menatap sekeliling, manik hitam itu menyipit kala menemukan batu di sisi kirinya. Tanpa sepengetahuan Farhan, Devan dengan susah payah mengambil batu itu dan memukulnya ke arah kepala cowok brengsek di atasnya.

Farhan berteriak kesakitan, memegang kepalanya yang bercucuran darah.

Sekuat tenaga Devan dorong Farhan menjauh dari tubuhnya, napas cewek itu sesak karena terlalu lama dihimpit. Devan menggigit bibirnya kuat, menahan rasa sakit yang dia derita.

I'm (not) a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang