25. Devan atau Selena?

369 48 15
                                    

Haikal : Van! Zain kesambet! Gue takut anjir!

Si pemilik handphone hanya menatap biasa, tak mengindahkan pesan dari Haikal. Jam kosong di kelas, Selena ambil sebagai izin untuk keluar menenangkan diri. Walaupun dia sudah bersikap biasa saja dan merasa harus bersikap normal.

"Cewek! Sini dong bareng Abang!"

Mendapat catcalling dari cowok-cowok di perempatan, membuat Selena tak menoleh. Saat ini penampilannya jauh dari kata cowok, dia berpakaian layaknya cewek pada umumnya.

Kupluk hitam, kaos putih longgar, serta celana longgar dan sepatu putih. Berpakaian santai dengan rambut pendeknya. Selena merasa hidup selama sesaat.

Begitu tiba di taman, cewek itu memilih duduk dan memesan bakso serta sosis bakar. Melihat sekeliling, banyak anak-anak serta orangtua yang tengah piknik, bukan cuma itu saja, pedagang keliling pun ramai. Mau tak mau Selena harus berkeliling untuk merasakan tiap jajanan yang ada.

"Sendiri aja, kak?"

Selena menoleh, lalu mengangguk tanpa berkata apa-apa. Seorang cewek sepantaran dengannya menyapa ramah, dari pakaiannya dia terlihat sedang berjalan-jalan santai, sama seperti yang Selena lakukan saat ini.

"Nggak bosen? Gue kalo jadi lo udah bosen duluan, cuma liat bocil lari, trus tiba-tiba jatoh."

Bruk!

"Nah, kan, jatoh," ucap cewek itu menatap jengah pada anak kecil yang menangis.

"Cerewet lo, nggak ada kegiatan lain selain gangguin orang?" tanya Selena bersandar heran.

"Gue bosen, jadi gangguin lo," balas cewek itu—Athanasya— dengan cengiran lebar.

"Lo tau nggak istilah SKSDSA? Itu lo banget, sih," ungkap Selena jujur.

Nasya tertawa. "Maksud lo, sok kenal sok dekat sok asik? Emang, gue cuma lagi mode jahil doang. Sorry for that, gue cuma mau ngomong aja."

Selena menghela napas, memilih makan cemilannya sambil mendengar cewek di sebelahnya berbicara panjang lebar. Entah kehidupannya, rasa bosan, bahkan hal lain yang Selena kira merupakan hal sepele, tetap diceritakan apa adanya.

'Bosen, seenggaknya ada lo yang bikin ramai,' batin Selena.

Hampir 2 jam mereka di sana. Nasya mengajak Selena ke halaman rumput yang ada di taman itu. Banyak sekali penari jalanan tengah dance dengan berbagai macam lagu, terlebih K-Pop.

"Lo bisa dance?" tanya Nasya merasa tertarik.

Merasa tidak ada jawaban, Nasya menoleh ke arah Selena. Raut wajah cewek itu berbinar, bibirnya yang datar itu melengkung sempurna karena tertarik akan tarian jalanan.

Bang chitty bang
Bang chitty bang bang

"Gue tau lagu ini," ucap Selena tiba-tiba.

Cewek itu bergabung dengan dancer lain dan ikut sambil tersenyum tipis. Meninggalkan Nasya dengan cuek, cewek itu memilih ikut dance. Selena lebih peduli dengan kesehatan batin, mental, dan dirinya sendiri dari pada harus mendengar gema suara Nasya.

내게 다가와 다가와
Imma get it

Done
(Aw wayo wayo)
널 향해 겨눠 Get it, gone
(Aw wayo wayo)
이젠 널 끝내 Better run
(끝을 모르는 너와 나 You gonna, gonna)
깨트려 거침없이 Done
(Go way up, way up)
Full shot pull it up Armageddon

I'm (not) a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang