"Kyaaaa! Jay Oppa! Sunoo!"
"Oh my, oh my God! Cause I know you save me!"
Devan, alias Selena kini tengah dance sambil bernyanyi di kosnya. Dia streaming brutal di akun bias tercintanya. Tak hanya itu saja, dia sangat totalitas akan penampilannya sendiri. Dengan crop top, sarung tangan, rok yang hanya sepaha, lalu rambutnya yang dimodel lebih feminim dari biasanya, membuat Selena benar-benar terlihat seperti cewek tomboy dan badas pada umumnya.
"Sheesh! Sheesh! Sheesh, Sheesh, Sheesh! Yeah, B A B Y M O N! Sheesh, Sheesh, Sheesh, Sheesh, Sheesh! Yeah, got them all going!"
Lagunya berganti lagi, dari para bias cowok, pindah ke bias cewek yang baru saja debut kemarin sore. Bahkan, Selena sudah menghapal dance itu walaupun tangan dan kakinya pegal mati rasa.
"Adek Chiquita! Aku fansmu, adek!"
Sebagai pecinta K-Pop, Selena sangat menggemari hal yang berbau seni. Selain bernyanyi, dia sangat menyukai dance Korea yang sangat energik dan penuh pesona. Walaupun nilai akademiknya pas-pasan, tapi dia berbakat di bidang itu, jadi tidak masalah baginya jika harus belajar mati-matian nantinya.
Namanya juga usaha.
Mengingat usaha, Selena melompat ke atas kasur lalu berbaring terlentang sambil menatap hp. Manik cokelat terang itu berbinar, dia menahan senyum melihat kontak milik Azriel.
"Aaaa! Milikku!" Selena girang bukan main.
Azriel (calon pacar) ❤️
"Kyaaaa!"
Selena memeluk hpnya senang. Kalau kata orang, dia remaja baru puber di usianya, tapi Selena tidak peduli. Siapa suruh cowok-cowok di sekitarnya tidak menarik.
"Hehehe ... Azriel, manis banget."
"Apa gue telpon aja, ya?"
✨✨✨
Di meja belajar, seorang cowok kini tengah merinding ketakutan. Dia menatap sekitar, lalu menghela napas lega kala menemukan jendela kamarnya terbuka karena angin.
"Azel, turun! Makan malam, Nak!"
"Segera Baginda Ratu!"
Azriel segera bangkit dari meja belajar, dia turun lalu menyapa kedua orangtua. Cowok itu mengambil bagiannya, makan dengan tenang tanpa menyela perbincangan orangtuanya.
"Kamu nggak punya pacar, Zel?" tanya Ayah.
Azriel membeku, dia menatap Ayah dengan tatapan gugup. "E-enggak, Ayah. Aku nggak punya pacar."
"Kenapa?"
"K-kenapa? Bukannya nggak boleh?"
"Siapa bilang nggak boleh? Boleh banget, Zel! Ibu bahkan pengen liat kamu bawa pacar ke rumah!" balas Ayah gregetan.
"Ibu penasaran, loh, sama siapa kamu nanti. Apa ceweknya bakal semanis kamu, atau gimana," sahut Ibu dengan senyum jahil.
Azriel diam, dia tidak tahu soal itu. Yang jadi pertanyaannya, emang ada yang mau dengannya? Azriel bukan anak motor, dia juga bukan kapten basket impian siswi sekolahnya. Dia hanya cowok biasa yang mengejar prestasi, bukan juga anak OSIS yang sohor itu.
Dia ... tidak yakin akan disukai cewek.
"Nggak yakin ada yang suka, lagian ... aku penakut," ucap Azriel tidak percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) a Boy
Teen FictionDevan Reliaz. Siapa bilang dia cowok? Dia adalah cewek tulen yang menyamar sebagai cowok di SMA Starlight, memiliki paras manis, tinggi, jago berkelahi, suka tebar pesona, bahkan sikapnya sudah persis seperti cowok pada umumnya. Tidak ada yang tahu...