𝔓𝔞𝔯𝔦𝔰
-Pagi ini tidur Naya terganggu sebab ia merasa bahwa ada seseorang disampingnya. Naya menyipitkan matanya mencoba menetralkan cahaya yang masuk dan meregangkan ototnya sejenak.
"Eh?"
Ada Ethan disamping Naya, dia memainkan permainan di Tab Naya dan tersenyum kala melihat Naya sudah terbangun dan juga tersenyum padanya.
"Kak, maaf. Kakak udah nunggu lama?" Tanya Naya yang perlahan mencoba untuk duduk.
"No, no, tiduran dulu aja jangan langsung duduk, nanti pusing" Ujar Ethan cepat.
Naya menurut. "Kakak lagi ngapain disini?" Tanya Naya yang masih mengusap wajahnya lalu berakhir pamit untuk mencuci muka terlebih dahulu.
Saat keluar dari kamar mandi, terlihatlah kasur yang sudah tertata rapi dan Ethan yang duduk di sofa dengan sepiring roti dan susu coklat di meja.
"Udah?" Tanya Ethan yang diangguki oleh Naya.
"Sini duduk disamping kakak" Titah Ethan yang menepuk sisi kosong sofa.
Setelah duduk Ethan dengan lembut mengusap surai Naya dengan penuh kasih sayang. "Kakak boleh tanya sesuatu?"
Naya mengangguk sambil memakan rotinya, tak lupa merobek pinggiran roti tawar itu karena ia tak pernah menyukainya.
"Menurut Naya.. Apa pilihan kakak udah tepat? Soal, perjodohan kakak sama Evelyn"
Entah mengapa ini membuat mood Naya campur aduk hingga ia memelankan kunyahannya lalu tersenyum sejenak.
"Menurut aku tepat, karena memang mungkin ayah butuh penerus juga, dan kak Ethan juga pasti butuh seseorang buat nemenin kakak kerja nemenin kakak di manapun itu. Naya rasa ini tepat. Tapi, itu balik lagi ke kenyamanan kakak sendiri" Jelas Naya membuat Ethan sedikit tertegun.
Ethan tersenyum bangga, Naya tak ada bedanya dengan Annette mereka sama-sama memiliki pemikiran luas dan dewasa.
"Menurut kamu lebih baik acaranya dimana?" Tanya Ethan.
Naya berfikir sejenak. "Emangnya setelah nikah, kalian mau tinggal di mana?"
"Di Indonesia"
"Kalo gitu, Naya saranin nikahnya di sini aja, karena kakak sama kak Evelyn juga bakal jadinya jarang kesini kan? Jadi buat kesan terakhir di sini didalam pernikahan itu, gimana?" Tanya Naya.
Ethan mencubit hidung Naya. "Um.. Pinternya" Ucapnya gemas.
Dengan tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan sesosok Jay yang datang dengan sebuah kotak persegi panjang dan ia berikan pada Naya.
"Udah ada nomor kita"
Naya membawa kotak ponsel itu dan membukanya menampakan sebuah ponsel yang sepertinya sudah di pakai sebentar oleh Jay untuk menambahkan kontak keluarganya.
"Wah, makasih kak" Ucap Naya.
♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛
Sudah dua Minggu The Lexington's tinggal di Netherland. Maka sekarang, mereka akan pergi Prancis sebentar dan setelah itu pulang ke Indonesia lagi lalu siap-siap mengadakan acara pernikahan.
"Kak, menurut lo, gue bakal ketemu sama Marinette Dupein-Cheng gak ya?" Pikir Naya.
"Who's is she?" Tanya Ricky tiba-tiba.
"Dih! Masa lo gak tau? Itu loh, yang di film Miraculous" Jawab William dengan wajah sinisnya.
"Dia nontonya upin ipin jir" Sahut Billy.
Pada akhirnya, mereka pun sampai di sebuah hotel dan segera membereskan barang-barang. Mereka tinggal di hotel Shangri La Hotel Paris.
"Wow, Very beautifull scenery" Puji Naya dengan mata yang berbinar dan membola cerah.
Ini saatnya makan malam, maka Jake menghampiri Naya untuk mengajaknya pergi ke ruang makan bersama. Jake merangkul Naya dengan begitu hangat membuat beberapa orang menatap mereka begitu senang.
"Wanna go to Louvre tomorrow?" Tanya Jake yang diangguki oleh Naya dengan senang.
"Oh my goodness, you are a verry happy couple" Ucap seorang ibu paruh baya yang terlihat tersenyum cerah menatap Jake dan Naya.
"Couple?" Heran Naya.
"Yeah, like husband and wife" Jawab ibu tersebut.
Jake terkekeh pelan sementara Naya tengah kebingungan. "Ah, she's my sister" Jawabnya membuat ibu itu terkejut.
"Oh.." Ucap Ibu itu yang juga terlihat kecewa. "What a shame.. im sorry" Ucapnya.
Naya menggeleng dengan senyumnya. "Ah.. No need to apologize, ma'am" Ujarnya dengan senyum cerahnya.
Ibu itu mengangguk. "Then I'll go fist" Pamitnya yang diangguki oleh Jake dan Naya.
"Yeah, have a nice day, ma'am"
Mereka pun terkekeh sesaat bahkan Naya sampai menggelengkan kepalanya sejenak dan Jake kembali merangkulnya juga.
"I thing we're really suitable as a couple, right?" Goda Jake.
Naya hanya terkekeh. "Impossible" Ucapnya namun Jake hanya menggeleng.
"No, it's possible" Jawabnya.
Sampai di tempat makan, mereka sangat menikmatinya bersama. Bahkan memuji-muji sang koki hingga membuat sang koki menjadi sedikit tak enak.
Sedari tadi Ethan dan Evelyn menjadi pusat perhatian banyak orang, mengingat Evelyn seorang putri yang kemarin selesai bertunangan.
"Oh iya, aku besok izin pergi ke Louvre bersama Naya, yah" Ucap Jake membuat seluruh atensi menatapnya.
Danny mengangguk mengiyakan. "Hm, pergi aja" Jawabnya.
"Oh gitu! Gue gak diajak?!" Sinis William yang sudah melipat tangan di depan dada dan itu dituruti oleh Benjamin di sampingnya.
Jake menghela nafas. "Ikut aja kalo mau" Ujarnya.
"Dih! Gak ikhlas kan lo?!" Sahut Benjamin.
"Yaudah kalo gak mau" Balas Naya.
Mereka pun hanya terkekeh dan berkata. "Mau mau mau"
𝚃𝚘 𝚋𝚎 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍-
_
Ihhh gak ada kesan apa-apanya di chap inii😞😞
Tapi jangan lupa tetap vote ya gaayess!!
btw sksksk gajadi🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Fanfiction♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛ Kehidupan kerajaan mungkin hanya berjalan di negara negara tertentu, atau mungkin tak ada lagi kehidupan kerajaan di negara dengan sistem presidensial. Tetapi, berbeda dengan beberapa kedajaan yang masih ada sam...