Chap.22{FYI}

38 4 7
                                    

𝔉𝔜ℑ
-

"Aduh, akhir-akhir ini gue sih emang lagi sibuk, kalian juga liat beritanya kan? Soal kasus pembunuhan di daerah Selatan? Gue udah pusing ngurusin itu" Jelas Jake.

Ketujuh pemuda itu benar-benar membicarakan soal Naya, William lah yang mengajak, namun beberapa ada yang merasa tidak mau meluangkan waktu kerjanya.

"Nah itu, beberapa dokter forensik juga minta gue buat urusin" Balas Benjamin.

"Sorry, gue pun ngurusin kasus itu" Jawab Jay.

"Beuh apalagi gue" Jawab Billy selaku polisi.

William menghela nafas. "Tapi kemarin Naya keliatan sedih banget, gue jadi khawatir, bahkan kadang kalo gue pulang lebih awal, Naya suka diem-diem keluar buat nungguin kita pulang" Jelasnya sedih.

Ethan terdiam, merasa bersalah sebagai yang tertua, tapi mau bagaimana lagi, ia memiliki tanggung jawab lain, ia juga sudah menitipkan Naya pada adik-adiknya, namun adik-adiknya juga sama sama memiliki tanggung jawab lain. Bukannya mereka tak ingin mengurus Naya tapi, hanya saja mereka sedikit sulit membagi waktu.

"Sepuluh hari lagi Naya ulang tahun" Ujar Ricky tiba-tiba. "Ada rencana?" Tanyanya.

Mereka menegakkan tubuh bersamaan. "Aduh, gara-gara kasus ini gue sampe lupa" Gumam Benjamin.

Mereka terdiam, sudah tak bisa lagi berfikir. Membicarakan ini saja mereka harus mati-matian meminta izin, apalagi nanti.

Rumah memang sepi karena ini siang hari dan Naya masih bermain dirumah Ethan, mereka kira Naya belum pulang ternyata Naya sudah datang dengan sekantong buah-buahan favoritnya.

Naya terdiam sebentar, tumben sekali para kakaknya berada disini siang hari, lengkap pula.

"Eh? Kalian udah pulang?" Tanya Naya basa-basi lalu menyimpan buahnya diatas meja dan duduk dikursi dengan nafas terengah-engah.

Entahlah, akhir-akhir ini Naya merasa sangat kelelahan, sulit tidur, tangan sakit, berkeringat, pusing, bahkan tak jarang ia mimisan atau bahkan mual.

"Abis dari mana?" Tanya Jake yang sudah duduk disamping Naya. "Kok keliatan capek gitu?" Tanyanya lagi sambil mengusap peluh di kening si manis.

"Abis dari rumah kak Ethan, terus beli buah-buahan sebentar" Jawabnya.

"Kenapa ya? Gue kalo berkegiatan dikit aja suka capek banget, keringetan malah" Gumamnya.

"Mau di cek?" Tawar Benjamin.

Naya menggeleng. "Kalian pasti sibuk ngurusin berita pembunuhan itu, jadi gak papa lah, paling kecapekan biasa" Jawabnya.

"Gue cuti kok, lo mau gue anterin ke hospital?" Tanya Jake lagi.

"Cuti? Kok cuti?" Heran Naya.

Jake tersenyum. "Just for fun. Orang kaya mah bebas" Jawabnya membuat Naya terkekeh.

"Gak usah, paling kecapekan doang, tidur juga cukup" Jawab Naya.

"Mau tidur sama gue gak?" Tawar Jake membuat Naya mengerutkan keningnya.

"Gak ah, gue udah gede, udah bisa tidur sendiri" Canda Naya yang sebenarnya ia menyembunyikan insomnianya. Tidak sengaja tertidur saat menunggu mereka membuatnya kesulitan tidur, karena Naya akan tidur sebentar lalu terjaga lagi.

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang