𝔍𝔲𝔰𝔱 𝔚𝔥𝔶?
-Sebenarnya, tujuan Argus mengundang mereka itu hanya ingin melihat cucu satu-satunya. Kemarin malam Argus juga membawa Naya untung mengobrol di halaman belakang rumah.
"Eyang mau kamu pulang kembali ke sini" Ujar Argus dengan tegas.
"Buat apa? Toh anda juga sepertinya sudah membiarkan saya begitu saja selama ini" Balas Naya yang melihat kandang Grezzy kini sudah diisi dengan seekor kelinci putih yang sedang tertidur.
"Naya!" Bentak Argus. "Kamu masih keturunan Mahardika-"
"Bukankah anda yang berkata bahwa anda akan mencari keturunan lain?" Potong Naya. "Ada Vanilla, dia yang akan menjadi penerus Mahardika. Anda tidak perlu lagi meminta saya untuk kembali kesini. Saya memang masih membawa darah Mahardika kemanapun, tapi saya tidak akan kembali sesuai ketetapan anda. Bukankah selama berbulan-bulan ini anda memang sudah tidak menganggap saya?"
Argus dibuat bungkam saat itu mendengar apa yang Naya katakan. Suara Naya begitu halus dan tertata lembut, ia masih menghargai Argus sebagai sesosok kakeknya.
"Naya, kalo kamu tidak kembali lagi kesini saat sebelum ulang tahun Vanilla, hidup kamu tidak akan tenang!" Tegas Argus membuat air mata dipelupuk Naya hampir terjatuh.
"Apakah saya boleh memberikan satu pertanyaan?" Tanya Naya dengan suara tenangnya.
Dengan cepat Argus berdeham.
"Apa.."
Sulit bagi Naya untuk bertanya di tengah air matanya yang berteriak ingin mengucur deras begitu saja, namun ia coba tahan.
"..anda benar-benar menganggap saya sebagai keturunan Mahardika?" Tanya Naya yang jelas-jelas bukan itu yang ingin ia tanyakan.
"Omong kosong macam apa ini" Geram Argus lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Naya yang kini terduduk lemas di bangku halaman dengan air mata yang sudah berjalan deras.
Banyak sebenarnya yang ingin Naya tanyakan. Tentang apakah dirinya benar-benar cucu kandung Argus? Apakah Argus pernah menyayangi dirinya? Apakah memang benar kasih sayang kepada seorang cucu dan seorang anak itu berbeda?
Sulit sekali untuk Naya bertanya malam itu, maka ia akan berusaha menutup mulut dan menyimpan pertanyaan itu baik-baik di dalam pikirannya, meski mengganggu tapi ia yakin cepat atau lambat semuanya akan mendapatkan jawabannya.
Vanilla sedari tadi menatap Naya yang melamun, padahal Ricky mengajaknya mengobrol di kantin itu.
Entah mengapa, ada perasaan bingung dan takut di dalam hati Vanilla. Bingung apakah ayah tirinya benar-benar menyayanginya selayaknya putri kandung, dan takut jika ayah tirinya menyayangi Naya lebih.
"Van, ngelamun mulu perasaan, bentar lagi kan lo birthday, kok malah galau sih?" Tanya Jina.
Vanilla hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan temannya itu, ia lalu kembali memakan makanannya meski masih ada banyak pikiran dikepalanya.
♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛
"Gue cuma pengen tau gimana cara Papah ngasih perhatiannya ke lo" Ujar Vanilla pada Naya yang tengah menikmati hembusan angin yang tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Fanfiction♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛ Kehidupan kerajaan mungkin hanya berjalan di negara negara tertentu, atau mungkin tak ada lagi kehidupan kerajaan di negara dengan sistem presidensial. Tetapi, berbeda dengan beberapa kedajaan yang masih ada sam...