Chap. 14 {Surprise}

45 2 1
                                    

𝔖𝔲𝔯𝔭𝔯𝔦𝔰𝔢
-

Hari ini, Jay dan para adiknya benar-benar pergi ke Louvre hanya sekedar melihat-lihat saja, dan mungkin setelah itu pergi ke beberapa toko disana dan membeli sesuatu.

Banyak pajangan pajangan museum Louvre yang sangat indah,  ada Mona Lisa, Venus de Milo,  Liberty Leading the People, The Coronation of Napoleon, dan lainnya.

Namun ada satu yang Naya paling suka yaitu Psyche Revived by Cupid's Kiss karya Antonio Canova. Entah mengapa, Naya hanya suka saja dengan sejarahnya dan juga ukiran yang tertulis disana.

"Cupid mengangkat Psyche kesayangannya dalam pelukan lembut, wajahnya dekat dengan cintanya"

Kira-kira seperti itulah artinya. Lukisan karya Antonio ini menceritakan tentang Cupid si dewa dan Psyche yang awalnya seorang manusia dan berubah menjadi dewa. Lukisan ini dipahat pada tahun 1757.

Naya menyukainya.

Selain itu, banyak juga karya karya lain yang membuat Naya terpukau. Ia sempat berfikir, apakah lukisannya akan dipajang juga seperti lukisan The Raft Of The Medusa, ataukah akan di perebutkan seperti lukisan Mona Lisa, ataukah akan memiliki nilai seni yang tinggi seperti karya-karya disini? Naya harap seperti itu.

Setelah selesai melihat karya-karya terkenal ini, mereka pergi keluar, mengunjungi beberapa toko untuk membeli sesuatu dan makanan lalu berkunjung ke Eiffel tower.

"Gue mau pergi beli roti dulu, laper soalnya" Ujar Billy yang diikuti oleh William dan Ricky.

"Gue mau ke sebrang sebentar" Ujar Benjamin.

Pada akhirnya mereka meninggalkan Naya sendiri di sini dengan makanan dan ponselnya. Mereka pergi begitu saja sepertinya tak ingat saat itu Naya hampir hilang di Belanda.

"Hai"

Naya menoleh, seorang pria jangkung dengan rambut pirang dan kulit putihnya datang padanya. Hidungnya begitu panjang dengan mata tajam berwarna birunya dan bibirnya begitu tipis.

"Yeah?"

"Saya boleh duduk disini?" Tanya lelaki itu dan diperbolehkan oleh Naya.

"Ah, silahkan" Balas Naya.

Lelaki itu begitu terlihat kedinginan dengan sebuah roti hangat di tangannya membuat Naya melihatnya sedikit kasihan, pasti lelaki itu sudah diluar terlalu lama sebab terlihat sekali kulitnya memerah.

"Ku dengar seorang putri di Belanda akan menikah dengan bangsawan dari Amerika yang tinggal di Indonesia" Ujar lelaki itu dengan bahasa Inggris yang begitu lancar.

Naya tidak tau harus merespon bagaimana ia hanya tersenyum sejenak. "Ah.. Begitu ya.." Lirihnya.

"Hm, kau tidak tau? Beritanya sudah menyebar kemana-mana. Kupikir nyonya Marais lebih cocok dengan pangeran Richard dari Italia. Mereka terlihat menyatu"

Naya menunduk. Apakah mereka secocok itu? Padahal Naya pikir pangeran Richard terlalu angkuh untuk seseorang seperti Marais.

"Umm.. Tapi kudengar pangeran Richard begitu angkuh dan pemarah, menurutku tidak cocok jika bersanding dengan nona Marais" Jelas Naya yang kali ini berpendapat.

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang