Chap.31{Short Story}

24 3 10
                                    

𝔖𝔥𝔬𝔯𝔱 𝔖𝔱𝔬𝔯𝔶

-

"Maksud lo, cinta karena lo kakak gue kan?" Tanya Naya yang diakhiri dengan kekehannya.

Benjamin tersenyum tipis. "No, no, ofcourse not, i love you, Nay. Sebagai cewek dan cowok" Jelasnya.

Entah bagaimana, tiba-tiba darah mengucur di hidung Naya yang pastinya membuat Benjamin panik.

"Nay?"

Naya terdiam mematung. Bibirnya memucat begitupun tangannya, mungkin ia sekarang terkena hipotermia.

"Tapi.. gue sukanya sama kak Jake.."

"Nay hidung lo!"

"Kecuali kalo lo emang bener bener sama ucapan lo"

Benjamin menghela nafas dengan kasar. "Nay, udah, lo kedinginan" Tegas Benjamin yang segera memeluk Naya namun pada saat itu juga Naya terkulai lemas dan menangis karena kesakitan dan kedinginan.

Pada saat itu juga, pesta ditutup karena Putri sakit. Para dokter langsung menangani Naya yang saat itu pingsan tiba-tiba karena Hipotermia.

Semuanya sungguh panik, karena masih takut Naya kembali koma seperti saat itu, meski sekarang hanya sakit ringan, tapi tetap saja semuanya khawatir dengan kesehatan Naya.

Benjamin yang sedang duduk disamping kasur Naya tiba-tiba dipanggil oleh Ethan. "Benjamin, ikuti Kakak" Ujar Ethan dengan nada yang serius.

Benjamin terdiam sejenak, lalu menghela nafas dan segera beranjak mengikuti Ethan dengan cepat.

Mereka sampai, di kamar Ethan yang dulu. Tidak banyak yang berubah ternyata, terakhir Benjamin datang kesini adalah beberapa tahun yang lalu saat Ethan masih tinggal disini.

"Kenapa kak?" Tanya Benjamin.

"Kamu suka dengan Naya?" Tanya Ethan to teh point.

Benjamin menelan ludahnya perlahan. "Semua orang juga menyukai Naya" Jelas Benjamin se tenang mungkin.

Ethan berbalik menghadap Benjamin. "Kamu tau kan apa yang kakak maksud?!" Tanyanya.

Benjamin perlahan mengangguk membuat Ethan menghela nafas panjang. "Gak perlu tau Kakak tau hal ini dari siapa, asalkan jangan sampai ayah tau. Dan, kakak juga gak merestui kamu dengan Naya. Kalian masih satu keluarga, meskipun sambung" Jelasnya.

"Tapi kan kak, kita masih beda ayah. Ayah bilang juga Naya akan dijadikan penerus Mahardika" Jelas Benjamin.

Ethan kembali menghela nafas. "Benjamin, kakak tau, tapi kamu sudah memiliki calon istri"

Benjamin mengerutkan dahinya. "Calon istri? Maksudnya?"

"Ya kamu akan langsung di nikahkan oleh ayah" Jawab Ethan.

Benjamin benar-benar terkejut. Kenapa tiba-tiba menikah? Bukankah akan ada pertunangan dulu? Itupun setelah Jay menikah.

"Kak? Bukanya Jay dulu yang menikah? Kena-"

"Tidak tau, tanya ayah, kakak sudah tidak tau lagi" Jelas Ethan.

Ethan keluar dari kamarnya, tapi Benjamin masih diam. Apa benar? Apa secepat ini? Apa dunia harus menyakiti hati Naya untuk kesekian kalinya?

♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛

Naya bingung, hatinya bimbang, rasanya serba salah. Naya tak pernah menganggap Benjamin akan jatuh cinta begitu saja padanya.

Dirinya tak bisa menutup mata bahwa dirinya juga tau Benjamin akan dinikahkan oleh seorang wanita pilihan ayah, maka dari itu sebelum berjalan lebih jauh, Naya tidak boleh terjatuh.

Sejujurnya, Naya sudah mengikhlaskan Jake. Yang masih menjadi gangguan dipikirannya hanyalah bagaimana ia bisa mencari keturunan untuk Mahardika, sedang dirinya sendiri tidak memiliki pasangan.

Memikirkan hal berat seperti ini membuat Naya merasa muram, ia pun pergi ke gazebo dekat danau. Rasanya sejuk, banyak juga para petani yang tersenyum menyapanya.

Melihat si bungsu yang sedang terdiam sendirian diluar. William menghampirinya, duduk disampingnya.

"Semuanya baik-baik aja kan? Mikirin apaan lo?" Tanya William yang ikut memperhatikan para petani yang sedang bekerja.

"Gak, gue gak mikirin apa apa" Jawab Naya yang menunduk sejenak.

William hanya mengangguk dan tak memulai percakapan lagi. Sampai akhirnya terlintas suatu hal yang membuat Naya penasaran dibenaknya.

"Oh iya, bertahun-tahun disini, gue masih belum tau kisah tentang.. Mika?"

William terdiam. Diamnya William membuat Naya merasa tak enak. "Maksudnya.. gue tau tapi, gue gak tau banyak hal, kalo boleh, gue pengen tau" Jelasnya.

William menghela nafas. Terdengar berat, apa karena itu hal yang amat sangat lalu tapi sedihnya masih terasa.

"Mika sakit"

"Gak tau. Gak ada yang tau soal itu. Satu pun."

Helaan nafas berat itu kembali terdengar. "Sakitnya parah, lemah jantung. Dan gak ada satupun orang yang tau tentang itu, bahkan ayah.. ibu juga"

"Gue gak pernah bisa ngebayangin, di usia sekecil itu, harus nahan teriakan agar terlihat baik-baik aja. Mika kecil pernah bilang, 'Mika nutupin ini karena gak mau semuanya khawatir sama Mika, Mika baik-baik aja, ini cuma luka kecil..'"

Kini bukan helaan nafas, tapi tarikan nafas. William sudah amat sangat kembali terpuruk saat ini, ia berusaha menahan air matanya didepan Naya.

"Luka kecil.. apa pantes penyakit itu dianggap sebagai luka kecil? Betapa sakitnya Mika tiap hari harus banyak diem demi jantungnya gak bekerja secara berlebihan. Sakit.."

Hening, seolah memori lalu kembali menghampiri otak William, ia amat sangat ingat bahwa saat sebelum Mika pergi, adik kecilnya itu pernah mengatakan.

'kak, Mika pergi duluan, Kakak bakalan nyusul kan? Jangan lama-lama ntar ga bisa makan ice cream bareng-bareng lagi dong'

Naya juga terdiam. Air matanya jatuh begitu saja. Dirinya juga memiliki penyakit yang sama. Ia juga merasakan sakitnya. Tapi Naya yakin, Mika kecil lebih sakit.

"Gue berharap banget lo banyak ngeluh.. sini cerita, bilang semuanya, kita ada disini, lo ga sendiri Nay.." Lirih William.

Naya membawa William ke dalam pelukannya. Ia tau, Naya adiknya, tapi disaat seperti ini, William membutuhkan orang yang lebih mengerti dan dapat merangkulnya.

Perlahan William mulai menangis. Rasanya semuanya berat. Seperti semua beban hanya menghampiri William.

"Kangen Nay.." Lirih William. "Kangen Mika.. Kangen ibu.. Kangen bunda.."

Tanpa disadari, Naya mengerahkan pelukannya saat William berkata bahwa dirinya merindukan bunda.

"Gue selalu nunggu kapan gue pulang buat melepas semua rasa kangen gue.."

Naya mengusap kepala William. Ia juga rindu, tapi ia harus menjadi kuat terlebih dahulu. Ada William yang lebih sakit, apalagi nanti, dirinya juga akan lebih dulu meninggalkan William.

"Gue gak mau kehilangan.. biar gue aja yang hilangnya.."

𝚃𝚘 𝚋𝚎 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍-

_

CUNG YANG KANGENNN!!

jangan lupa vote..

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang