𝔄𝔟𝔬𝔲𝔱 𝔙𝔞𝔫𝔦𝔩𝔩𝔞
-Kini Naya sudah mendingan, dan selalu mengantar Enzi dan menjemputnya seolah olah tak ada sesuatu yang mengganggunya.
Naya turun dari mobil, ia berinisiatif menunggu Enzi di depan pintu kelasnya, Naya juga membawa hadiah untuk Enzi karena Enzi sudah merawat Naya kemarin.
"Okey anak anak, ini hasil penilaian dari gambar yang kalian buat"
Beberapa anak maju termasuk Enzi, dia maju namun seorang anak kecil lainnya mendorong Enzi membuat Enzi terjatuh.
"Yahhahah, lemah, gitu aja kok jatuh?" Tawa anak yang mendorong Enzi.
Selain itu, anak lelaki itu merobek hasil gambar Enzi, lagi.
Naya tak habis fikir, anak sekecil itu bahkan sudah menjatuhkan mental teman sebayanya, bagaimana ia bisa tumbuh dengan baik?
Satu hal lagi yang membuat Naya shock, adalah sang guru yang tak membela Enzi dan malah tersenyum, padahal anak kecil tadi merobek hasil karya Enzi di depannya.
Dengan sigap, Naya masuk kedalam dengan langkah besar dan kaki yang dihentakkan.
"Halo, maaf sebelumnya saya datang tanpa aba-aba dan permisi" Ucap Naya sopan. "Tapi apakah anda tidak melihat keponakan saya di dorong? Apakah anda tidak menegur anak itu karena membuli temannya? Apakah disini mendukung pembulian?"
"Kakak kok gak adil sih?" Tanya salah seorang anak kecil perempuan disana.
Naya memiringkan kepalanya. "Kenapa gak adil?" Herannya menatap anak kecil perempuan itu lalu menatap sang guru dengan penuh tanya.
"Ih, kakak tidak diajari saat kecil ya?" Tanya salah satu dari mereka.
"Jadi, kan Enzi udah terlahir sebagai keluarga kaya, sudah terlahir sebagai keluarga presiden bahkan keluarga kerajaan, Enzi juga pasti udah merasakan kebahagiaan banyak, sedangkan Rafa? Dia lahir tanpa ayah, dia cuma tinggal sama ibu dan kakaknya, dia juga butuh kebahagiaan jadi dia bebas ngapain aja di kelas"
Naya mematung, kenapa seperti itu?
"Siapa yang ngajarin?" Tanya Naya.
Semuanya menunjuk ke arah guru mereka dan serempak berkata. "Miss!!"
Naya menatap sang guru dengan sengit. "Apakah anda mengerti definisi adil yang sebenarnya?" Tanya Naya.
"Kamu hanya anak yang baru dewasa, kamu tidak tahu apa apa, jadi jangan ikut campur" Ujar sang guru.
Jika Naya melawan, di sekitarnya ada banyak anak anak balita, mereka bisa saja memberikan pengaruh buruk pada anak anak itu.
"Saya akan bawa Enzi pulang sekarang, permisi" Ucap Naya.
Naya benar-benar tak habis fikir, ia membawa Enzi masuk ke dalam mobil dengan cepat lalu terdiam sebentar dan hendak menghubungi Ethan namun Enzi mencegahnya.
"Kak.. jangan bilangin daddy.." Mohonnya.
"Tapi daddy harus tau, sayang" Jelas Naya lembut.
Enzi hanya diam dan membiarkan Naya bertindak, ini juga demi kebaikan Enzi, dan anak anak yang lain.
"Kakak gak mau kamu terbawa pengaruh buruk dari mereka, nanti minta mommy cariin sekolah yang lebih bagus ya? nanti kakak bantuin belajar nya" Jelas Naya yang diangguki oleh Enzi.
Baru saja Naya akan menancap gas, seseorang yang membawa motor ke arah sekolah membuat perhatiannya teralihkan.
"Em.. Enzi, Enzi bisa kan tungguin dulu di mobil? Enzi boleh main tab, kakak mau ke dalem dulu sebentar sambil cari makanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Fanfiction♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛ Kehidupan kerajaan mungkin hanya berjalan di negara negara tertentu, atau mungkin tak ada lagi kehidupan kerajaan di negara dengan sistem presidensial. Tetapi, berbeda dengan beberapa kedajaan yang masih ada sam...