Chap.19{Achievement}

42 6 3
                                    

𝔄𝔠𝔥𝔦𝔢𝔳𝔢𝔪𝔢𝔫𝔱
-

Ini adalah ujian kelas 12 semester pertama. Naya sungguh lelah dengan soal-soal ulangan yang begitu beranak.

Satu tahun setelah kejadian saat itu telah terlewati, dan kabar bahagia, Evelyn sekarang tengah berbadan dua, janinnya berusia dua bulan setengah, dua keluarga kerajaan merayakannya.

Satu tahun yang telah dijalani Naya tak semuanta berjalan mulus, ada lika-likunya termasuk ancaman Argus jika Naya tidak kembali ke Mahardika. Naya kira Argus tak lagi memikirkannya, namun siapa sangka setiap malam Argus selalu memantau Naya dari jauh, dan selalu meminta Vanilla untuk menjaga Naya di sekolah.

Vanilla? Mana mungkin ia benar-benar menuruti apa yang Argus katakan. Dia malah membully Naya sebab ia yang merasa kurang kasih sayang dari Argus, padahal tak sedikit uang yang Argus berikan untuknya.

Vanilla menatap Naya dari jauh dengan  tatapan tajam. Naya begitu akrab dengan Ricky di ujung lorong, mereka tertawa bersama dan bersenda gurau saling menggoda satu sama lain.

Entah apa yang dirasakan Vanilla, namun ia hanya merasa bahwa ia sangat membenci Naya sedikitpun Naya bergerak, Vanilla benci semuanya, ia benci Naya memiliki banyak orang yang menyayanginya, sedang dirinya? Mungkin hanya debu kecil di sebuah rumah semut.

Jujur saja, Vanilla memang benar-benar merasa seperti anak kandung Argus, ia benar-benar merasa dimanja, diberi banyak uang, diberikan kasih sayang, tidak pernah dibentak sedikitpun, namun yang didalam pikiran Argus tetap cucunya Naya.

"Van pulang" Ucap Vanilla saat tengah memasuki rumah kediaman Mahardika.

Ibunya menyambutnya dengan begitu baik, begitu pula dengan Argus. Mereka seperti sepasang suami istri yang serasi meski umur mereka terpantau cukup jauh.

Mengapa mereka bisa menikah?

Saat itu Farah ibu Naya bekerja sebagai kupu-kupu malam di kelab yang terkenal dikalangan pejabat.

Tidak, Argus bukan seseorang berhidung belang. Saat itu Argus hanya menikahi wanita asal saja demi memanas-manasi Naya hingga membuat Naya ingin kembali dan meneruskan jabatan dirinya. Namun, saat Argus mendengar bahwa Farah merupakan mantan istri seorang pejabat ia berani menikahinya.

Farah yang saat itu hanya wanita malam berencana mengambil hartanya saja dan hidup bahagia, namun sangat disayangkan kala ternyata dirinya benar-benar tak ingin berpisah dengan Argus.

Vanilla terjebak dalam kisah cinta sang ibunda. Padahal yang ia harapkan adalah kasih sayang seorang ayah yang benar-benar diberikan untuknya. Namun, Argus ternyata memiliki tanggung jawab lain.

"Bersih-bersih dulu ya, abis itu kita pergi ke mall, nanti malam bakal ada tamu" Jelas Farah dengan lembut.

Terkadang dirinya merasa bersalah harus memilih jalan haram untuk mendapatkan uang, ia juga merasa bersalah membiarkan suaminya mati begitu saja di tangan seorang koruptor yang tahun lalu divonis penjara seumur hidup.

"Iya, mah"

♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛

Pintu Naya diketok dengan hati-hati, lalu saat Naya memberikan instruksi dua pelayan masuk dan memberikan sebuah surat pada Naya.

"Ada kiriman surat dari Sultan Argus untuk Nona Naya" Jelas salah satu pelayan disana.

"Untuk saya saja?" Tanya Naya.

Pelayan itu menggeleng. "Sultan Argus juga memberikan surat kepada Raja Danny" Jelasnya membuat Naya mengangguk paham.

"Baik, kalian bisa keluar" Titah Naya.

Setelah pintu ditutup, Naya membuka amplop berwarna coklat itu lengkap dengan perangko bergambar bunga yang tertempel disana. Tak lupa, logo Mahardika yang warna merahnya menjadi ikonik.

𝙺𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊, 𝚙𝚞𝚝𝚛𝚒 𝚁. 𝙰 𝚂𝚊𝚗𝚊𝚓𝚊 𝙿. 𝙻

𝚂𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎 𝚊𝚌𝚊𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚍𝚒𝚊𝚖𝚊𝚗 𝙼𝚊𝚑𝚊𝚛𝚍𝚒𝚔𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚒𝚗𝚒.

𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚙 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚔𝚎𝚔 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚖𝚞.

𝚃𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐, 𝚔𝚊𝚞 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞𝚖𝚞 𝚒𝚝𝚞.

𝙰𝚛𝚐𝚞𝚜 𝙼𝚊𝚑𝚊𝚛𝚍𝚒𝚔𝚊

Naya menghela nafas. Apa sebenarnya tujuan Argus mengundangnya makan malam dengan selembar surat seperti ini?

Malam telah tiba dan seluruh keluarga Lexington sudah siap di lantai bawah sedangkan Naya masih membenarkan songketnya.

Setelah selesai, Naya keluar dari kamarnya, turun dari tangga dengan kebaya berwarna merah maroon yang sangat cocok dan membuat kulitnya terlihat begitu cerah. Sanggul nya yang sudah dirias oleh penata membuat Naya terlihat lebih cantik.

"Nah, kalo kayak begini, Raden Ajeng nya dapet banget" Ujar William yang memberikan dua jempol pada Naya.

Semuanya memakai jas biasa layaknya seorang bangsawan Eropa sedangkan Naya memakai kebaya khas bangsawan di negaranya sendiri mengingat Naya memang keturunan priyayi.

Saat sampai dikediaman Mahardika. Mereka disambut dengan baik, tapi Vanilla terlihat begitu datar saat menyambut keluarga Lexington itu ada perasaan waspada dihatinya karena takut Argus mengajak Naya pulang kesini.

"Dilatar belakangi dengan apa anda mengundang kami tuan Argus?" Tanya Danny.

Argus meneguk airnya. "Hanya untuk merayakan keterbebesan anda dari pidana" Jawabnya yang jelas-jelas itu jawaban yang sangat asal.

"Oh iya, kami juga mengundang Lexington untuk hadir ke pesta ulang tahun Vanilla" Lanjut Argus dan tersenyum menatap kearah Vanilla.

Naya menunduk sejenak. Mungkin memang kasih sayang seorang kakek dan seorang ayah itu berbeda, jadi Argus dengan senang hati merayakan pesta ulangtahun bagi Vanilla.

𝚃𝚘 𝚋𝚎 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍-

_

haiii kuota aku baru ada heheng

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang