𝔄𝔫𝔡 ℑ 𝔎𝔫𝔬𝔴
-Naya kembali bersekolah, diantar Jay tentunya karena Jay memang sedang tak ada tugas di pekerjaannya.
Baru memasuki kelasnya saja Naya sudah disuguhi oleh setumpuk buku dari Vanilla, ia pasti meminta Naya untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
"Kerjain nih, tugas gue gak beres gara-gara dateng ke pernikahan abang lo" Sinis Vanilla membuat Naya mendelik meski masih fokus pada Tab nya.
Itu membuat Vanilla geram. "Kerjain sekarang!" Titahnya yang kini membentak.
"Kerjain sendiri. Lagian gak ada yang minta lo dateng ke acara pernikahan kakak gue. Gak ada yang ngundang lo, Van! Kita cuma ngundang kakek gue, kepedean banget lo mau di undang" Balas Naya.
Kini Naya berdiri, menyimpan Tab nya di meja lalu membawa tumpukan buku itu dan ia lemparkan menuju ke atas meja milik Vanilla.
"Kerjain gini aja gak becus" Cerutu Naya lalu kembali membawa Tabnya dan pergi keluar kelas.
Pagi-pagi seperti ini sudah ribut saja dengan Vanilla. Harusnya ia lebih baik masih meminta cuti untuk beberapa hari lagi agar ia siap untuk merespon Vanilla.
Ponsel Naya berdering dan mendapatkan panggilan dari Vior adik Annette. Dengan semangat Naya menjawab telpon itu.
"Halo?" Tanya Naya.
"Um, halo, Nay. Tante mau bilang sesuatu sama kamu, pulang sekolah kamu free?" Tanya Vior dengan begitu cepat.
Naya mengerutkan keningnya. "Oh.. Oke, free kok, nanti kalo udah pulang Naya kabarin" Jawabnya.
"Iya, kalo gitu tante tutup ya, semangat belajarnya ya sayang"
Naya mengangguk bersamaan dengan telpon yang dimatikan. Ini begitu dadakan dan suara Vior terdengar begitu panik. Mungkin memang ada sesuatu yang memang sangat tiba-tiba.
Pelajaran berjalan cukup cepat, dan Naya segera membereskan buku-bukunya lalu dengan cepat pergi keluar membuat Ricky melihatnya cukup bingung dan mengejarnya.
"Ngebut amat, mau kemana sih?" Tanya Ricky membuat Naya terlonjak kaget.
"E-eh, kak gue mau pergi keluar sebentar gakpapa kan kak?" Tanya Naya dengan cepat karena ia menjadi tak sabar menunggu apa yang ingin disampaikan oleh Vior karena itu cukup mengganggu pikirannya saat belajar tadi.
Ricky menyipitkan matanya. "Mau kemana? Pacaran ya lo?" Godanya.
Naya menggeleng keras. "Enggak, gue mau ketemu tante Vior sebentar, gak lama kok, tolong mintain izin ya"
Ricky mengangguk membuat Naya senang. "Makasih kak" Ucapnya lalu berjalan dengan cepat menuju lokasi yang menjadi tempat pertemuan Vior dan Naya.
Cafe ini cukup ramai dengan beberapa pengunjung dari siswa siswi yang baru saja pulang sekolah dan ini juga bersamaan dengan jam makan siang untuk pekerja.
"Gimana tan?" Tanya Naya dengan cepat.
Vior terlihat gugup dan bingung harus mulai dari mana, ia juga bimbang, apakah Naya harus tau tentang ini atau tidak?
"Um.. Kak Danny.."
"Kenapa sama ayah?" Heran Naya yang sudah mulai penasaran.
"Semalem tante dapet pesan dari seseorang, katanya kak Danny di pidana korupsi sebesar 3 Milliar, setelah tante cari kebenarannya ternyata emang benar, apa Naya tau tentang ini?"
Sungguh ini adalah hal yang mustahil dan diluar nalar. Mana mungkin Danny korupsi sebanyak itu? Untuk apa uang gelap itu? Apakah Danny belum merasa cukup kaya?
"Tu-tunggu. Ini berita hoax kan tante? Masa ayah korupsi?" Gumam Naya yang sudah campur aduk.
Vior menghela nafas. "Tante juga gak tau, Nay. Tante sama-sama gak percaya" Jawabnya.
"Tapi Ayah gak bilang apa-apa sama kita, kayaknya sama kak Ethan pun enggak. Apa ayah berusaha nutupin ini dari kita semua? Pantes ayah minta kita tinggal dirumah dulu" Jelas Naya dengan gelisah. "Ini awalnya emangnya gimana tante?"
"Ada yang lapor ke pihak berwajib" JawabVior membuat alis Naya menukik. "Pak Hari" Jawabnya.
"Pak Hari.." Pikir Naya.
"Iya, pak Hari wakil presiden" Jawab Vior membuat Naya hampir saja memekik bebas namun ia ingat bahwa ini masih didepan umum.
Naya kenal siapa Hari karena Jake selalu menceritakan keburukannya pada Naya karena memang Hari tak memiliki kebaikan apapun, menjadi wakil presiden saja mungkin karena memang ia menyogok negara.
"Menurut tante, ini jangan diceritain sama siapapun itu, kalo kamu mau bantuin kak Danny, kita bertindak tanpa diketahui publik" Jelas Vior.
Naya mengangguk. "Hm, aku tunggu tugasnya, kak"
♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛
Ingat jika sedang sedih Naya akan melukis, dan kali ini Naya kembali melukis karena ia sedih dan juga bingung dengan fakta yang ia dapatkan tempo hari.
Melihat adiknya yang belum tidur, Billy menghampirinya. Entah, ia hanya terlihat ingin menghampirinya saja. Mungkin karena memang ia juga yang sedang tak bisa tidur malam ini.
"Nay?" Panggilnya.
Naya menoleh dan tersenyum sejenak. Terakhir kali berbincang akrab dengan Billy adalah ketika mereka berebut Annette di taman belakang sekolah. Saat Annette meninggal, mereka menjadi jarang berkomunikasi panjang.
"Eh, kak" Lirih Naya.
Billy duduk disamping Naya dan menatap lukisan yang penuh arti itu, ada satu yang membuat Billy heran yaitu lambang dollar yang begitu kecil di kanan atas kanvas.
Billy jadi teringat sesuatu. Saat tadi Naya berbincang dengan Vior di Cafe, ia mendengar semuanya. Awalnya ia tak ingin mempermasalahkan dan akan bertindak sendirian, namun semakin banyak semakin bagus bukan?
"Gue tau rahasia lo" Ujar Billy yang sukses membuat Naya menghentikan pergerakannya.
"Rahasia apa?" Tanya Naya dengan intonasi yang begitu tenang.
Billy berdiri, berkeliling dan melihat-lihat beberapa hasil lukisan Naya yang terpajang didinding.
"Soal ayah yang di tuduh korupsi" Jawabnya yang kini bukan lagi membuat Naya diam sejenak, tapi sukses membuat Naya menyimpan kuasnya yang masih beraih di atas gaun cerahnya.
"Gue denger apa yang lo dan tante Vior obrolin di Cafe tadi siang. Mungkin memang gue gak tau semuanya, tapi gue tau intinya" Jelas Billy.
Naya masih tak menjawab, dirinya masih diam seribu bahasa dan tak ingin bertanya atau menjawab apapun dari semua yang Billy katakan.
"Nay.." lirih Billy. "Jangan sembunyiin apapun dari kita, apalagi dari gue. Kalo lo gak mau bilang sama yang lain, lo bisa bilang sama gue. Jangan mencari beban hidup. Mungkin kita memang gak boleh ikut campur sama urusan ayah, tapi kalo suara kita banyak untuk membela ayah, ayah bisa jadi terdukung dan bisa menang. Gue bantu lo, bilang ke tante Vior sekarang. Gue janji gue gak bilang sama siapapun"
Naya terdiam. Ia melihat binar mata yang sungguh-sungguh di dalam manik Billy. meski sulit untuk menyetujui tapi Naya percaya bahwa Billy benar-benar ingin membantu Danny.
"Iya"
𝚃𝚘 𝚋𝚎 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍-
_
awowwww gengss, maaf baru update lagi sibuk soalnya heheng
ini masalahnya gajelas banget deh kayanya huhu aku minta maaff genggsss
babayyy makasii udaa baca part ini jangan lupaa votee
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ
Fanfic♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛ Kehidupan kerajaan mungkin hanya berjalan di negara negara tertentu, atau mungkin tak ada lagi kehidupan kerajaan di negara dengan sistem presidensial. Tetapi, berbeda dengan beberapa kedajaan yang masih ada sam...