Chap.27{Really Aussie?}

38 3 1
                                    

- ℜ𝔢𝔞𝔩𝔩𝔶 𝔄𝔲𝔰𝔰𝔦𝔢? -

Kali ini kehidupan di keluarga Lexington berjalan begitu normal seperti biasanya meskipun ada sedikit perbedaan, mereka yang berangkat bekerja kadang berhari-hari kini setiap sore mereka akan pulang untuk menjaga Naya agar tidak sendirian dan terpantau.

Naya sedang bermain piano di ruang dansa. Sudah lama ia tidak memainkan piano disini. Piano memiliki banyak kenangan untuknya, dengan Ayahnya, bundanya, bahkan dengan Argus dan.. dengan Benjamin saat itu. Piano memang menyimpan banyak kenangan.

"Naya.."

Naya menoleh menatap Benjamin yang berdiri dengan mantel ditubuhnya karena cuaca memang sedang dingin.

"Eh, kak.."

Satu hal yang menjadi pusat perhatian Benjamin. Gelang. Gelang indah yang Naya pakai saat ini.

"Tumben ke sini" Heran Benjamin lalu duduk di kursi yang Naya duduki.

Berbagi kursi menjadi suatu hal yang dejavu bagi mereka. Apalagi di tempat dan pemandangan yang sama, hanya saja suasananya berbeda.

Tak ada percakapan lagi dari mereka, Naya memainkan sebuah lagu sementara Benjamin memperhatikan tangan lentik Naya.

Naya menghentikan pergerakannya membuat Benjamin ikut terdiam.

"Kak.."

"Ya?"

"Kehilangan yang paling sakit itu, apa?" Tanya Naya.

Benjamin terdiam. Kehilangan yang paling sakit ya?

"Menurut gue, kehilangan yang paling sakit itu ketika kita kehilangan arah, kehilangan jati diri, ketika kita kehilangan diri kita sendiri, itu yang paling sakit" Jelas Benjamin.

"Kenapa?" Tanya Naya. "Emang ketika kita kehilangan seseorang itu, gak sesakit itu ya?"

Benjamin terdiam sejenak. "Iya, karena ketika kita kehilangan seseorang, kita bisa cari peran orang itu di orang lain, meskipun ada perbedaanya antara orang yang hilang sama orang yang baru, setidaknya itu lebih baik dari pada kita kehilangan diri sendiri yang sulit dicari di orang lain" Jelasnya membuat Naya mengangguk paham.

"Tapi bukannya kehilangan seseorang itu yang bikin kita kehilangan diri sendiri?" Tanya Naya lagi.

"Enggak, kalo kita bisa mengendalikan emosi kita, kalo kita bisa berfikir lebih jernih, kita gak akan terlalu larut dari kehilangan itu sampe kita kehilangan jati diri, tapi ketika kita kehilangan jati diri, kita akan kehilangan orang lain" Jelas Benjamin.

Keduanya kembali terdiam. Belajar tentang kehilangan cukup menyedihkan. Kehilangan ternyata cukup berpengaruh juga bagi kehidupan.

Naya menghela nafas. "Semenjak gue kehilangan seluruh keluarga kandung gue. Gue merasa kehilangan diri gue sendiri, gue ngerasa gue gak pantes hidup, dengan siapa lagi gue hidup, dengan siapa lagi gue bahagia, dengan siapa lagi gua berkeluh kesah, gue serasa gak punya siapa siapa"

Play song, Rahasia Hati by Nidji

'Andai matamu melihat aku~'

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang