Chap.8{Death Has Come}

70 7 2
                                    

𝔇𝔢𝔞𝔱𝔥 ℌ𝔞𝔰 ℭ𝔬𝔪𝔢
-

Entah mengapa, mungkin ini pertanda bahwa kematian Annette benar benar didepan mata, sebab ia semakin lama semakin dekat dengan putra putra nya, bahkan Ethan saja tiba tiba dengan spontan memperlihatkan sisi anak kecilnya dan yang lainpun sama, itu membuat Annette gemas.

Seperti saat ini, Benjamin sedang curhat di ruang dansa bersama Annette karena saat rapat OSIS tadi para rekannya tidak bisa di atur.

"Aku tuh udah keliatan marah banget bunda, ish! Mana sebentar lagi mau lengser lagi, gimana aku bisa percaya sama mereka" Jelas Benjamin yang diakhiri helaan nafas olehnya.

Annette mengusap surai lembut dan lurus milik Benjamin. "Ini itu, namanya detik detik lengser, pasti aja ada satu masalah untuk terakhir kalinya. Kakak kan jadi bisa belajar, gimana sulitnya memberikan kepercayaan pada orang lain, maka kakak yang diberi kepercayaan oleh orang lain harus benar benar dilaksanakan. Manfaat lainnya juga kakak jadi bisa mengerti mana anggota yang baik dan yang gak baik buat kedepannya. Kesalnya kakak jangan di tunjukin sama mereka, kakak cukup sabar aja, marah emang harus tapi jangan sampe berdampak negatif. Bunda yakin kamu bisa ngejalanin semuanya, putra Ibu tidak ada yang lemah" Jelasnya membuat hati Benjamin menghangat.

"Aku berterimakasih sama bunda karena udah menggantikan posisi ibu dengan baik. Jyan harap bunda gak ninggalin aku sebelum aku siap"

Annette tersenyum. Ia memang berharap tetap hidup dengan mereka, tapi apa boleh buat penyakitnya yang semakin lama semakin menjalar membuatnya menyerah untuk berjuang hidup.

Rasanya memang sulit meninggalkan putra putri nya yang sama sama memiliki rasa kehilangan yang amat menyakitkan. Apalagi Naya, dia putri tunggal bisa saja merasakan kesepian meski sudah memiliki saudara sambung.

"Bunda gak janji, ya?"

♛┈⛧┈•༶✧༺𝔗𝔥𝔢 ℜ𝔬𝔶𝔞𝔩𝔱𝔶༻✧༶•┈⛧┈♛

Besok adalah waktu Naya untuk mengikuti kontes piano. Maka malam ini ia akan berlatih keras, tidak di kamarnya tapi di ruang dansa yang memang terdapat piano dan biola disana.

Sejak hidup di kastil ini, Benjamin memang selalu menjadikan ruang dansa sebagai pelepas penat dan keluh kesahnya. Bercerita pada Annette mungkin cukup lega tapi Benjamin masih membutuhkan waktu sendiri di ruang dansa namun sepertinya ia tak bisa memiliki waktu sendiri kala Naya sedang memainkan piano di sana.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Benjamin membuat Naya terkejut.

"Ah.. Besok gue ada kontes piano di club musik, jadi gue masih harus latihan" Jawab Naya.

Naya memang baru kali ini latihan di ruang dansa, karena jika latihan di kamarnya takutnya mengganggu semuanya yang sedang tertidur.

Dengan cepat Naya berbagi tempat duduk dengan Benjamin, meskipun kursinya cukup sempit Benjamin tetap ikut duduk disamping Naya.

"Besok gue anterin ya?"

"Eh? Emangnya gak papa kak?"

Benjamin menggeleng. "Gak papa, gue free kok besok" Jawabnya dengan begitu senang.

Benjamin benar-benar mengantar Naya kali ini. Sebelumnya mereka meminta izin dulu kepada Danny dan Annette.

"Mau kemana? Baru juga pulang" Tanya Annette saat melihat Naya dan Benjamin yang sudah berdandan rapi.

𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐨𝐲𝐚𝐥𝐭𝐲 (𝕶𝖎𝖓𝖌𝖉𝖔𝖒 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞) ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang