24. HTS

2.9K 184 6
                                        

"Ya, saya kira cukup rinci pembahasan kita pada pertemuan ini, semoga tidak ada perubahan lagi ya" ujar Pria paruh baya yang sudah menutup laptopnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, saya kira cukup rinci pembahasan kita pada pertemuan ini, semoga tidak ada perubahan lagi ya" ujar Pria paruh baya yang sudah menutup laptopnya itu.

Jeno mengangguk, begitupun dengan yang lainnya.

"Kalaupun semisal nanti akan ada perubahan, segera di konfirmasi" ujar Jeno.

"Ya baiklah, kalau begitu pertemuan kita cukup sampai di sini, mari kita makan siang bersama" ajak pria paruh baya itu.

Jeno menggeleng mendengar ajakan itu.

"Mohon maaf Pak, tapi saya tidak bisa, saya harus segera pulang" ujar Jeno.

"Ya, saya juga begitu Pak, saya harus menemani Papa saya yang ada di rumah sakit" sahut Alvin.

Kedua pria paruh baya itu mengangguk.

"Ah begitu ya, tidak apa, untuk Pak Jeno semoga cepat dapat momongan bersama pasangannya dan untuk Pak Alvin semoga Papanya lekas sembuh ya, titip salam dengan beliau" ujar pria paruh baya tersebut.

Jeno dan Alvin mengangguk.

Setelah itu mereka saling berjabat tangan dan kemudian Jeno dan Alvin keluar dari ruangan tersebut secara bersamaan.

Pada saat keluar ruangan, Jeno berjalan terlebih dulu, tapi Alvin yang di belakangnya itu menyamankan posisinya dengan Jeno.

"Pak Jeno" sapa Alvin.

Jeno menoleh tanpa menghentikan langkahnya.

Ia hanya ingin pulang dan membelikan hadiah untuk Nana, melihat Nana tersenyum itu akan membuat pikiran mumetnya yang sekarang jadi lebih tenang.

"Suaminya Nana?" Tanya Alvin yang membuat langkah Jeno terhenti.

Jeno menatap Alvin lekat.

"Bagaimana anda bisa tau?" Tanya Jeno.

Alvin terkekeh.

"Aku tau semua tentang Nana walau kami tak lagi bersama" Jawab Alvin.

Lalu helaan nafas terdengar dari Alvin.

"Aku sangat mencintai Nana, aku tidak pernah berpikir untuk berpisah dengannya. Aku ingin hidup bersama dengannya dan melakukan segala hal berdua dengannya di masa depan. Tapi siapa sangka, dunia tak memberi restu untuk aku dan Nana. Mendengar dia sudah menikah aku sempat terpuruk karna merasa aku tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini. Tapi aku punya iman, aku punya agama, aku punya kepercayaan kalau takdir Tuhan itu lebih indah dari yang kita rencanakan" cerita Alvin.

"Sekarang aku mulai menerima kenyataan kalau cintaku sudah menjadi milik orang lain, dan itu adalah pak Jeno" lanjutnya lagi.

"Apakah Nana sehat? Apakah Nana bahagia?" Tanya Alvin.

Jeno yang sedari tadi terdiam itu mengangguk.

"Dia sehat dan dia bahagia" jawab Jeno seadanya.

"Aku titip dia ya, aku mohon, tetap buat dia bahagia. Aku ingin di posisimu tapi aku tidak bisa, jadi hanya kamu harapanku" ujar Alvin.

HTS (Hard To Soft)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang