Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat ini Jeno sedang berada di rumah sakit, menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Jeno tadi mendapati Nana yang menyerukan namanya, dan ketika Jeno memasuki kamar, ia melihat Nana yang meringis sembari memegangi kepalanya karna pusing, Nana juga merasa tubuhnya tidak nyaman.
Karna khawatir, Jeno pun segera membawa Nana kerumah sakit untuk segera di periksa.
"Wali dari pasien?" Tanya dokter tersebut setelah keluar dari ruangan pemeriksaan.
Jeno mengangguk cepat dan menaruh atensinya pada dokter tersebut.
"Ya, saya suaminya dok" jawab Jeno.
Dokter tersebut mengangguk.
"Tidak ada yang serius, itu biasa terjadi di usia kehamilan muda" ujar dokter tersebut yang membuat Jeno melongo.
"T-tunggu dok! H-hamil?!" Tanyakan Jeno lagi untuk memperjelas.
"Ya hamil, jangan bilang bapak belum mengetahuinya" tebak dokter tersebut yang membuat Jeno reflek mengangguk.
Sang dokter terkekeh.
"Pasangan anda sedang hamil, usianya masih sangat muda, baru memasuki minggu awal, makanya ia kadang pusing, kadang moodnya tidak stabil, kemauannya banyak, pengen ini pengen itu. Ada juga yang biasa saja tidak mengalami tanda-tanda kehamilan, dan mengidam, tapi pasangan bapak ini tampaknya agak rewel ya, soalnya sedari tadi dia terus bilang saya untuk jangan pegang dia, dia juga terus nyebut Mas, Mas gitu" ujar Dokter sembari terkekeh.
Senyum Jeno mengembang, ia rasanya masih tidak percaya kalau Nana hamil!.
"Apa saya sudah boleh masuk Dok?" Tanya Jeno.
"Tentu, tapi nanti ketika ingin pulang segera menebus obat ya pak, saya sudah meresepkan obat untuk keluhan yang di rasakan pasangan bapak dan untuk menjaga kandungan agar kuat dan sehat nanti janinnya." ujar sang Dokter.
"Baik Dok" balas Jeno.
Setelah itu sang dokter berlalu dari sana dan Jeno pun segera masuk ke dalam ruangan pemeriksaan itu.
Di sana Nana langsung menoleh saat Jeno masuk.
"Mas.." rengek Nana.
Jeno tersenyum dengan matanya yang kaca-kaca.
"Iya sayang.." balas Jeno lembut sembari berjalan menghampiri Nana.
"Kepala Nana pusing Mas.." rengeknya lagi.
Jeno mengangguk dan mengusap surai Nana, lalu ia kecup keningnya.
"Tahan ya sayang.. nanti kita tebus obat ke dokter ya.." lirih Jeno.
"Eung.." balas Nana lesu sembari mengangguk.
"Makasih ya sayang, Mas happy benget.." ujar Jeno.