Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
"JAM 8 MAS?!!" Pekik Nana yang membuat Jeno kaget.
"K-kenapa sayang?" Tanya Jeno khawatir dengan berusaha menenangkan Nana.
Nana merenggut kesal dan bergegas turun dari tempat tidur.
Sedangkan Jeno masih keheranan.
"Kok Mas gak bangunin sih?! Udah tau Nana telat bikin sarapan!" Kesal Nana sembari berkacak pinggang pada Jeno, setelah itu ia hendak berlalu meninggalkan Jeno yang sekarang sudah paham dengan situasi yang terjadi.
Jeno terkekeh dan meraih tangan Nana yang hendak pergi itu.
"Gapapa sayang.." ujar Jeno lembut sembari menarik Nana agar lebih dekat dengannya.
Sekarang mereka saling berhadapan dengan posisi berdiri.
"Kenapa?" Tanya Nana heran.
"Kan Mas udah bilang kalau Mas akan lebih sering kerja di rumah mulai sekarang.. jadi kamu gak perlu bangun pagi-pagi buat bikin sarapan dan nyiapin keperluan Mas. Kamu juga gak perlu repot-repot buat bikinin Mas sarapan, udah ada bibi yang nyiapin. Kamu cukup istirahat yang cukup dan jangan stres atau banyak beban pikiran ya sayang ya.." ujar Jeno lembut.
Nana mencabikkan bibirnya.
"T-tapi nanti Mas berpaling hati karna Nana gak lagi melayani Mas" ujar Nana.
Jeno menaikkan satu alisnya sembari terkekeh.
"Ngomongnya kok gitu sayang.. ya enggak lah, kan Mas yang buat ketentuan ini, kalau kamu nurut Mas malah seneng sayang. Dan apapun yang terjadi Mas gak bakalan berpaling hati.. kamu harus ingat itu, dalam keadaan sulit aja Mas pengen terus sama-sama bareng kamu, lalu apa alasan Mas berpaling hati sedangkan di dalam perutmu ini sudah ada buah cinta kita?" Tanya Jeno yang membuat Nana tersenyum dan bersemu.
"Hm.. makasih Mas.." balas Nana sembari memeluk tubuh Jeno.
Jeno terkekeh dan membalas pelukan itu sembari menciumi pucuk kepala Nana.
"Sarapan dulu ya sayang, habis itu minum vitamin nya, udah gak pusing lagi kan tapi sayang?" Tanya Jeno sembari mengusap poni Nana ke atas hingga menampakkan jidat Nana.