Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti yang sudah di janjikan Jeno, selesai ia mengerjakan pekerjaannya, ia membawa Nana ke Mall untuk shoping, menyenangkan hati si cantiknya yang sedang hamil itu agar tidak badmood.
Sekarang mereka tengah berada di salah satu tempat perbelanjaan yang menyediakan berbagai macam perlengkapan, termasuk perlengkapan bayi.
Ya, Nana sedari tadi memilih perlengkapan bayi, dan itu membuat Jeno tak henti-hentinya tersenyum.
Bagaimana tidak? Wajah sumringah Nana seolah tak teralihkan, ia terlihat sangat bahagia sekarang.
"Mas, kaosnya cantik warna soft pink atau baby blue?" Tanya Nana sembari menunjukkan kaos kaki bayi pada Jeno.
"Baby blue cantik sayang, cocok untuk cewek cowok" Jawab Jeno.
Nana menggembungkan pipinya yang membuat Jeno gemes sekaligus terheran.
"Kenapa sayang?" Tanya Jeno.
"Nana kan suka warna pink soft Mas" Jawab Nana yang membuat Jeno mengangguk paham.
"Ya udah berarti warna pino soft aja, pilihan Buna" balas Jeno.
"Tapi kata Mas tapi bagusan warna baby blue" ujar Nana dengan raut wajah sedihnya.
Jeno yang gemes pun mencuri ciuman di pipi Nana.
"Dua duanya bagus sayang, cuma Mas pilih yang netral aja, karna kan kita masih gak tau jenis kelamin anak kita cewek atau cowok, dan pink itu kan identik sama cewek sayang, tapi.. Mas yakin anak kita pasti akan cocok semua kok mau pakai warna apa aja, semisal dia cowok dia pasti bakalan lucu banget.. kan mirip buna nya" ujar Jeno.
Nana tersenyum mendengar ujaran suaminya itu.
"Mas paling bisa buat Nana seneng" ujar Nana.
Jeno terkekeh dan mengusap rambut Nana dengan sayang.
"Iyalah, orang kamu bahagianya Mas, kalau kamu sedih kan Mas juga ikut sedih" balas Jeno.
Nana tersipu malu dan mengusap perutnya.
"Buna gak salah pilih Ayah buat kamu kan sayang? Hebat Buna" ujar Nana berbicara pada bayi yang ada di dalam perutnya itu.
Memuji dirinya sendiri.
Jeno tertawa pelan.
Ia sangat beruntung mendapatkan cinta Nana, walau awalnya karna keterpaksaan.
"Iya hebat Buna. Mau beli apa lagi sayang?" Tanya Jeno.
"Mau liat tempat tidur bayi Mas" Jawab Nana.
Jeno mengangguk.
"Ayo sayang" ajak Jeno sembari menggenggam tangan Nana dengan sebelah tangannya, sedangkan tangannya yang satunya mendorong troli belanjaan.
Mereka pun lanjut berbelanja, membeli beberapa keperluan bayi dan juga keperluan Nana tentunya.
Setelah hampir satu jam belanja, Jeno mengajak Nana untuk menonton bioskop, agar Nana terhibur setelah mengeluh capek belanja.