Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam 10 malam, Yeonjun dan Nana memutuskan untuk pulang, sekarang mereka sudah dalam perjalanan pulang.
"Gak lagi nelpon atau kirim pesan Jeno dek?" Tanya Yeonjun sembari fokus menyetir.
Nana yang sudah lumayan mengantuk itu menggeleng.
"Capek sendiri atau mungkin udah tidur kali" jawab Nana.
"Pesannya ada yang kamu baca?" Tanya Yeonjun lagi.
"Gak kak, kalau di baca makin-makin nanti dia chat, anggap aja Nana lagi gak bawa hp gitu" jawab Nana.
Yeonjun mengangguk paham dan terkekeh.
"Pasti dia lagi berpikir yang enggak-enggak, biarin aja, anggap aja dia merasakan apa yang kamu rasa, bagaimana kalau pasangannya dekat dengan orang lain walau tidak ada hubungan apapun" ujar Yeonjun.
Nana mengangguk setuju.
"Teman kakak seru-seru ya" ujar Nana.
Yeonjun mengangguk.
"Iya, kalau untuk temenan kamu Kakak bolehin, tapi kalau untuk punya hubungan lebih itu gak ya, bagaimanapun kamu udah punya pasangan" ujar Yeonjun.
Asik mengobrol tak terasa mereka sampai di kediaman mereka.
Setelah memasuki halaman rumah dan mobil terparkir dengan baik di garasi, Adek Kakak itupun memasuki rumah.
Ketika memasuki rumah, Nana mematung melihat seseorang yang duduk di sofa ruang tamu sembari menatapnya.
"Loh dek suami mu kok ada di sini?" Tanya Yeonjun yang juga sedikit terheran.
Nana menoleh ke arah Yeonjun.
"Nana juga gak tau Kak.." cicit Nana pelan.
Yeonjun menggeleng kepala.
"Ya sudah selesaikan urusan kalian baik-baik, jangan ada kekerasan, Kakak masuk dulu" ujar Yeonjun yang di balas anggukan oleh Jeno dan Nana.
Sepemergian Yeonjun.
"Duduk!" Titah Jeno dengan nada dinginnya.
Nana mencabik dan duduk di sofa yang lumayan berjarak dari Jeno.
"Kamu budeg? buta?" Tanya Jeno.
Nana diam tak menjawab.
"Atau bisu Lee Jaemin?!!" Sentak Jeno.
Nana menoleh ke arah dalam, takutnya orang tuanya keluar atau apa, soalnya suara Jeno lumayan nyaring.
"Sttt nanti kedengaran orang rumah Jeno ih!" Kesal Nana.
"Kenapa kamu khawatir?! Coba kamu liat berapa banyak pesan dan panggilan masuk di ponselmu itu? Kamu pikir aku gak khawatir Lee Jaemin?!!" Tanya Jeno lagi.
