10. HTS

3.7K 239 1
                                        

"Say- Eh maksud ku Nana! Gimana tadi masak sama Mama happy?" Tanya Jeno ketika mereka di mobil, dalam perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Say- Eh maksud ku Nana! Gimana tadi masak sama Mama happy?" Tanya Jeno ketika mereka di mobil, dalam perjalanan pulang.

"Gapapa, panggil sayang aja terus gapapa sayang" goda Nana.

Karna yang pertama kali memanggil sayang di depan mertuanya tadi adalah Jeno.

Iya Nana tau itu hanya settingan, tapi selama mereka di sana panggilan itu sangat lancar dan nyaman keluar dari mulut mereka.

Seperti sudah terbiasa.

"Jawab pertanyaanku" ujar Jeno.

Nana terkekeh.

"Iya iya Happy kok, Mama kamu baik, ngajarin aku masak sabar benget" ujar Nana.

"Udah aku bilang kan kalau mereka itu baik dan menerima kamu, kamu aja yang gak percaya diri" balas Jeno.

"Iya mereka baik... Btw gimana? Kapan kita mau program kehamilan? Mama kamu udah gak sabar loh mau nimang cucu" ujar Nana.

Jeno menghela nafas.

"Aku kan udah menjelaskan alasan kita menunda Na" ujar Jeno lalah.

"Tapi kan kita udah saling nyaman" balas Nana.

"Memang, tapi aku gak mau kamu hanya ikut ikutan Na, pikirkan baik-baik, sembari berpikir lihatlah dirimu sendiri, apa sudah bisa menjadi seorang Ibu?" Tanya Jeno.

Nana terdiam pandangannya lurus ke arah depan, menatap lorong malam yang lumayan ramai pengendara.

"Mama ku saja bilang mengurus anak itu tidaklah mudah, semisal kamu sendiri pun masih mau di manja, masih mau di perhatikan, jangan berpikir untuk punya anak. Teman-temanmu itu aku rasa memang sudah siap, jadi mereka menjalaninya terlihat mudah." Ujar Jeno yang masih tak mendapatkan respon dari Nana.

"Nanti saja ya, pikirkan baik-baik lagi untuk di kedepannya, menjadi orang tua gak mudah, lebih sulit dari menjadi seorang pasangan." Ujar Jeno.

Nana mengangguk.

"Iya, aku paham, menjadi pasangan yang baik saja aku belum bisa, apalagi mau jadi orang tua. Aku juga masih kekanak-kanakan dan masih ingin di perhatikan. Tapi aku pengen banget punya anak, kamu ngerti kan Jeno?" Tanya Nana menuntut.

Jeno mengangguk sembari menoleh ke arah Nana.

"Iya aku tau, aku pun sama, tapi keadaan rumah tangga kita masih pada dasarnya Na, masih mudah goyah, tidak seperti mereka yang sudah membangun dari awal, sudah memiliki pondasi yang kuat, punya cinta dan kepercayaan di dalamnya. Sedangkan kita? Jadi lebih baik kita menguatkan pondasi rumah tangga kita dulu bukan? Dan pada saat bayi hadir, dia punya rumah yang kokoh, kedua orang tuanya sudah saling mencintai" balas Jeno.

"Tapi-

"Udahlah Na cukup! Capek aku ngasih tau kamu sumpah! Batu! Terserah kamu mau bagaimana! Panjang lebar aku ngasih pengertian sama sekali gak masuk ke otakmu!" Sentak Jeno yang membuat Nana terdiam.

HTS (Hard To Soft)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang