Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih di tempat yang sama, berada di sofa dengan Nana yang memangku bonekanya dan Jeno yang juga ikut di suruh Jeno memangku bonekanya.
"Mas tadi ketemu sama mantan kamu" ujar Jeno.
Nana yang sedari tadi asik mengusap kepala bonekanya itu menoleh ke samping.
"Oh ya? Kok bisa? Bukannya dia di luar Negeri ya?" Tanya Nana.
"Mungkin dia balik ke korea untuk menjenguk Papa-nya yang sakit, soalnya Papa-nya itu ternyata yang punya lahan untuk Mas dan beberapa rekan kerja Mas membangun proyek. Jadi Mas tadi meeting sama mantan kamu itu yang gantiin Papa-nya" Jawab Jeno.
Nana mengangguk paham.
"Lalu? Apa dia membuat Mas tidak nyaman?" Tanya Nana yang langsung di balas gelengan oleh Jeno.
"Gak sayang, Mas biasa saja karna memang sudah seharusnya Mas profesional dalam pekerjaan. Tapi tadi dia pas pulang nyamperin Mas, dia tau kalau Mas suami kamu" ujar Jeno.
Nana menyimpan bonekanya dan meraih tangan Jeno untuk ia genggam.
Seolah memberitahu kalau dia ada di dekat suaminya itu.
"Terus Mas?" Tanya Nana.
"Mas bilang iya, lalu dia menitip pesan agar Mas bahagiain kamu, ya Mas jawab, tanpa di minta juga Mas akan membahagiakan kamu, kan kamu pasangan Mas, cintanya Mas" Jawab Jeno yang membuat Nana tersenyum.
"Dia juga titip salam sama kamu" lanjut Jeno.
Nana mengangguk paham.
"Tapi ada hal yang bikin Mas gelisah dan takut mau bilang sama kamu sayang" ujar Jeno.
Nana mengerutkan keningnya.
"Apa Mas, dia bilang apa sama Mas?! Biar Nana tegur nanti" ujar Nana yang mulai emosi.
"Gak sayang, ini bukan tentang dia. Dia tadi hanya menanyakan perihal apakah kita sudah memiliki momongan? Dan Mas bilang belum. Dia terheran, kok belum? katanya, lalu dia nyaranin Mas buat periksa karna setahu nya itu tidak semua sel telur dapat membuahi resessif sayang" Jelas Jeno.
Nana mengangguk paham.
"Lalu Mas? Apa yang membuat Mas gelisah dan takut bilang sama aku?" Tanya Nana bingung.
"Mas tadi memutuskan untuk mengikuti sarannya, Mas mencoba periksa ke dokter yang menangani hal itu, dan setelah di periksa sel telur Mas tidak begitu kuat untuk membuahi resessif sayang, dan itu artinya Mas yang menjadi penyebab kamu gak bisa hamil" ujar Jeno memelan di akhir.
Nana terdiam dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Jeno.
"Maaf sayang, Mas tau Mas egois karna tetap mau mempertahankan kamu dengan kondisi Mas, tapi Mas sudah berjanji pada diri Mas sendiri kalau Mas gak akan melepaskan kamu apapun yang terjadi." Lanjut Jeno sembari menunduk.