Hard To Soft menceritakan tentang kedua pasangan yang mempunyai ego tinggi dan keras kepala yang sama.
Mereka anak pertama dan anak bungsu.
Anak pertama yang tegas dan bijaksana itu harus berjodoh dengan anak bungsu yang semua inginnya harus di tur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore harinya.
"Nanti kak Yeonjun mau ke sini" ujar Nana saat Jeno memasuki kamar.
"Tumben?" Tanya Jeno sembari duduk di tepian kasur dan menghadap Nana yang kini duduk di atas kasur dan bersandar pada sandaran ranjang sembari bermain ponsel.
"Mau jemput aku, aku mau nginap di rumah Ayah Ibu" Jawab Nana.
"Loh kok gitu Na? Kan aku udah minta maaf, aku juga udah jelasin semuanya. Atau kamu masih kurang ya nampar aku, nih tampar lagi aja" ujar Jeno sembari menyodorkan pipinya ke arah Nana.
Nana memutar bola matanya malas, masih fokus dengan ponselnya.
"Apa sih Jeno, gak ada urusannya sama masalah kita, aku cuma mau nginep aja kerumah orang tua ku, mumpung Kakak Yeonjun pulang." Balas Nana.
"Gak usah bohong Na, pasti kamu masih marah kan sama aku? pasti kamu mau ninggalin aku kan nanti?!" Tuduh Jeno.
Nana menghela nafas lalu menoleh ke arah Jeno yang sedang menatapnya itu.
"Enggak Jeno.. astaga.. kok jadi kamu yang cerewet ya?" Tanya Nana heran.
"Terus kalau enggak kenapa gak ngajak aku? Kenapa perginya sama Kak Yeonjun aja, kenapa aku di tinggal sendirian malam ini di rumah?" Tanya Jeno bertubi-tubi.
"Ya kan besok kamu ke kantor pagi nya Jen, kamu juga kan gak suka nginap-nginap gitu, jadinya aku mutusin pergi sendiri aja, orang kita habis berantem juga, aku mau menenangkan dulu diri hitung-hitung" Jawab Nana.
Jeno mendengus dan menggeleng.
"Justru aku ke kantor makanya kamu gak boleh nginap ninggalin aku sendirian di rumah, yang menyetrika setelan jas ku nanti siapa? Yang bangunin aku nanti siapa? Yang nemenin aku sarapan nanti siapa?. Aku gak masalah kok nginap di mana pun asal ada kamu, kan kita sepaket!. Aku juga bisa kok buat kamu tenang tanpa ninggalin aku sendirian di rumah!" Balas Jeno yang membuat Nana berdecak.
Dulu dia sangat senang kalau di posesifin suaminya itu, tapi sekarang malah kesel karna Jeno terlalu cerewet melarangnya pergi.
"Cuma semalam aja, besok siang aku pulang" ujar Nana.
Jeno menggeleng keras dan naik ke tempat tidur.
Lalu ia ikut bersandar di sandaran ranjang, sama seperti Nana.
"Gak boleh.. kalau pun kamu kekeuh mau pergi, aku ikut" balas Jeno.
Nana menatap Jeno lekat dengan tatapan sulit di artikan.
"Kenapa? Mau marah lagi? Mau tampar aku lagi? Nih! Lakuin aja asal jangan jauh jauh dari aku" ujar Jeno.
"Tumben kamu kayak gini? Biasnya gak peduli sama aku mau kemana atau mau ngapain?" Tanya Nana menyelidik.
Jeno terkekeh dan mendekatkan dirinya pada Nana.
"Because I love you" bisik Jeno.
Nana mencabik dan mendorong kepala Jeno menjauh darinya.