"Asyara peduli karena Asya hawatir Gus! Asya sayang sama Gus" Jelas Asya dirinya seakan-akan menjatuhkan harga diri di depan suaminya.
"Kamu hanya buang-buang waktu karena mencintai seseorang yang di hatinya sudah ada perempuan lain!" Ucap Gus Rafa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak semua cinta yang berawal dari pandangan pertama berakhir menyenangkan,mungkin hal itu adalah awal dari sebuah penyesalan.
_Sang perindu bulan_
🌙🌙🌙
"Maafkan Saya Gus Rafa,Asya memang orang nya begini" Ucap Andra yang di balas senyuman oleh Rafa.
"Tidak apa-apa, mungkin ini juga kesalahan Saya"
Mereka pun melanjutkan perbincangan, berbeda dengan Asya dirinya hanya sibuk memainkan handphone. Hingga tiba saat Andra dan Indah akan berpamitan untuk pulang.
"Kalau begitu Saya izin pamit, semoga Asya bisa betah di sini" Ucap Andra.
"Kita akan selau mengusahakan, terima kasih telah mempercayai kami" Ucap Imran.
"Ayah, Bunda Asya pasti kangen deh" Lirih Asya, Indah tersenyum sambil memegang tangan putrinya " Kamu pasti betah ko sayang, jangan macem-macem yah"
"Kalau Asya gak betah, nanti harus langsung di jemput deh"
"Iyah Sayang, Bunda sama Ayah pamit dulu yah, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam Bunda"
"Asya, Umma anterin Kamu ke kamar santri yah" Tawar Aisyah yang membuat Asya mengernyitkan keningnya kebingungan.
"Kamar santri?" Tanya Asya yang di angguki Aisyah.
"Lah Gua kira Gua bakalan tidur di sini" Sorot mata Asya melihat sekeliling sudut rumah ini, jika bukan di sini lantas dimana dirinya akan tinggal.
"Asya mau tidur disini?" Tanya Aisyah kembali.
"Lebih minatnya tidur di rumah sendiri, tapi rumah ini juga lumayan gede"
"Kalau gitu Asya bisa tidur di sini malam ini, besok nya baru boleh pindah ke kamar santri"
"Gak gak! Gua mager pindah-pindah Gua langsung ke kamar santri aja" Tolak Asya pilihan Aisyah tentu akan membuatnya kesulitan memindahkan barang-barang.
"Yaudah biar Umma anterin"
Aisyah berjalan terlebih dahulu yang di ikuti oleh Asya, Asya terheran-heran kenapa semua orang menunduk ketika ia melewatinya juga ada sorot mata tidak suka melihatnya, Ia terhenti ketika Aisyah berhenti sejenak.
"Assalamu'alaikum Nyai" Ucap seorang santriwati.
"Wa'alaikum salam Zahira"
"Maaf Nyai kalau Zahira lancang, kalau boleh tanya apakah Nyai ada keperluan kepada santriwati?" Tanya Zahira sambil sedikit merengkuhkan badannya.
"Ndak papa ko, Nyai ke sini mau anterin santri baru" Mata Zahira tertuju pada seorang perempuan di belakang Aisyah yang membuatnya keheranan karena pakaian perempuan tersebut terlalu minim.