Pagi itu langit sedang berbaik hati untuk menambah kesejukan kepada segenap makhluk dengan hujan, yang turun dengan derasnya sebagian manusia lebih memilih untuk menarik kembali selimut dan tenggelam dalam mimpi yang mungkin sempat tertunda. Sebagian yang lain bersiap untuk menembus derasnya hujan untuk menjalankan aktivitas hariannya.
Seperti gadis yang baru sebulan
belakangan menjadi siswi di salah satu SMA favorit di kotanya. Hana Dalilatul inayah, nama indah yang diberikan orang tua gadis berkerudung itu. la baru saja turun dari angkot yang hanya berisi beberapa orang saja.Setelah membayar dengan selembar uang dua ribu rupiah dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada abang supir angkot, ia segera berlari secepat mungkin menuju gerbang sekolah. Gadis itu berharap seragam yang ia kenakan tidak akan basah diguyur hujan.
"Alhamdulillah, "Ucap gadis itu
bersyukur, seragam yang ia kenakan hanya sedikit basah di beberapa bagian.la segera melanjutkan perjalanan
melewati koridor sekolah sambil merapikan seragam serta kerudungnya yang sedikit berantakan. Karena tidak terlalu
memperhatikan jalan di depannya,
ia merasakan tubuhnya menabrak."Astaghfirullah, Ya Allah."Batin gadis tersebut, lalu mendengar seseorang memekik pelan, ia dengan cepat mendongak dan menemukan dirinya membentur punggung seseorang, dan sialnya dia adalah seorang laki-laki.
"Astaghfirullah, maaf tadi saya tidak sengaja, " ucap Hana - panggilan gadis yang saat ini mengenakankerudung putih-itu panik. Membuat laki-laki itu membalikkan tubuhnya dan menatap Hana dengan pandangan datar. Walaupun begitu, tatapan laki-laki itu tetap meneduhkan, setidaknya itu yang dirasakan Hana hingga membuatnya tertegun sejenak.
Cepat-cepat dia mengalihkan pandangan ke ubin di bawahnya, berharap rasa gugupnya lenyap seketika.
"Kamu baik-baik aja?" suara
baritone itu memaksa Hana untuk
kembali mendongak. Lagi-lagi
mata meneduhkan itu kembali terlibat olehnyadan kali ini disertai dengan sedikit senyuman membuatnya tertegun, menelan
ludahnya kaku."-iya, maaf Kak," jawabnya terbata.
Kak? Ya, Hana tau siapa lelaki itu.
Telinganya sudah terlalu terbiasa
mendengar banyak hal tentang
laki-laki itu. Hanan Hizbullah Lelaki dengan tubuh tinggi tegap
serta selalu berpenampilan rapi
dan sederhana. Walaupun tidak
setampan Keenan sang kapten basket atau sepopuler Dion vokalis band sekolah, tapi Hanan juga tetap dikagumi oleh banyak siswi di sekolah itu."Lain kali, kamu harus hati-hati ya." jawabnya, senyuman Hanan kembali tertangkap oleh indera penglihatan Hana saat mengucapkan kalimat itu.
Sederhana, tapi entah mengapa
efeknya luar biasa."Astaghfirullah, aku harus cepat pergi dari sini!" batin Hana.
"Iya Kak, makasih." Ujar Hana, bergegas melanjutkan perjalanan nya. la tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Dia meraba dada kirinya dan menemukan bahwa jantungnya berdegup cepat.
Ada apa dengan jantungnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hana;N (TERBIT)
Teen FictionHana berdiri mematung, jantungnya berdegup kencang. Matanya tak berkedip menatap sosok tinggi di hadapannya-pemuda yang bertahun-tahun lalu pernah mengisi harapannya, namun kemudian ia coba lupakan. Waktu telah membentangkan jarak di antara mereka...