GalAle : 59

92.6K 5.1K 1.4K
                                    

Argala menghembuskan asap rokoknya keatas, lelaki itu menatap langit malam yang sedang cerah, bulan setengah lingkaran dan bintang  kelap-kelip menghiasai langit membuat malam hari ini begitu tenang, namun ketenangan itu tidak akan berangsur lama.

Argala saat ini tengah menunggu kedatangan musuhnya. Dirinya tidak sendiri, sudah ada puluhan orang anggotanya yang siap bertempur malam ini. Dengan siapa mereka bertempur? Sudah pasti dengan musuhnya Bradiz.

Kini sudah ada Prince, Agil, Sean dan Firr yang berada di sisi kanan dan kirinya, sudah seperti panglima yang siap untuk bertempur. Apa kalian bertanya tentang bagaimana dengan Argavi?

Lelaki yang memiliki aura green itu tidak pandai dalam bidang pergulatan, lelaki itu hanya memberikan instruksi dimana pihak lawan akan muncul dan  langkah-langkah untuk kabur bila polisi datang.

"Woyy... Bang Arga."

Argala menoleh saat namanya itu di panggil. Gaara langsung mendorong tubuh gemuk Icang yang sejak tadi lelaki itu sedikit gemetar dan was-was.

Argala menatap Icang yang tidak berani menatapnya, lelaki gempal itu menundukkan kepalanya.

"B—bang, maafin gua."

Argala hanya tersenyum simpul, lelaki itu menepuk bahu Icang, "mana punggung lo yang di pukul, Cang? Sini gua liat."

Icang memutar tubuhnya memperlihatkan punggungnya yang merah akibat pukulan keras yang diberikan oleh salah satu anggota Bradiz.

"M—maafin gua bang, gak bisa jaga, dia."

Argala hanya terkekeh, lelaki itu tidak marah, ia merangkul bahu Icang, "gausah merasa bersalah gitu, Cang," Ucap Argala.

"Gue lebih mentingin anggota gua dari pada pecundang yang beraninya cuma keroyokan," lanjutnya.

"I—iya bang." Argala mengangguk-angguk lalu lelaki itu kembali menghisap rokoknya.

"Fuhhh..." Asap putih berhembus keluar dari indra pernafasan Argala, lelaki itu membuang puntung rokok lalu menginjaknya. Dengan bersama Gavin datang bersama komplotannya.

Dari sebrang sana Argavi pun sudah memberikan instruksi bahwa anggota Gavin tidak datang dari satu arah saja, Argala terkekeh mendengarnya sudah ia duga akan terjadi hal seperti itu karena Bradiz adalah geng yang sangatlah licik.

"Udah lama gue gak ketemu lo, Argala!" Ucap Gavin membuka percakapan.

Gavin dan anggotanya yang bringas itu seperti orang yang tidak sabar untuk bertarung.

"Ngomong-ngomong bini lo berapa bulan, Ga? Gua ada niatan jenguk anak Lo." Argala tidak menanggapinya lelaki itu hanya menatap dingin Gavin.

Gavin terkekeh,"santai, gua gak ngapa-ngapain, gua cuma pengen tau muka anak lo sama brengseknya gak sama, Lo?"

Mendengar itu emosi Argala memuncak, "BANGSATTTT!!!"

Lelaki itu tidak bisa menahan emosinya lagi, Argala langsung lari dengan tongkat bisbol yang sudah ia pegang sejak tadi.

Gavin juga tidak tinggal diam, dirinya dan pasukannya berlari menyerbu pasukan Asther. Kedua kubu pun langsung bertarung dengan brutal, tidak ada kata takut di antara mereka.

Dengan liat di sana Argala berduel langsung dengan Gavin, sesekali Gavin di buat kualahan dengan tendangan dan pukulan yang diberikan oleh Argala.

Bughh

Bughh

Gavin mengusap bibirnya yang berdarah akibat pukulan yang diberikan Argala, "sialan!" Gavin berusaha berdiri kembali namun Argala tidak membiarkannya.

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang