GalAle : 62

54.4K 4.2K 1.9K
                                    

"Bubarkan saja anggota motormu itu!"

Argala melebarkan matanya, membubarkan Asther?

"Argala gak akan bubarin Asther!" Sahut Argala tidak setuju dengan ucapan sang ayah.

"Sekarang sudah berbeda tidak seperti dulu, sekarang kau punya anak dan istri, pilihanmu hanya ada dua, memilih anggota motormu itu atau istri dan anakmu!"

Tutur Elang yang langsung membuat Argala terdiam seribu bahasa, pilihan yang di berikan oleh ayahnya itu sulit untuk ia pilih, dibenaknya tidak mungkin ia membubarkan Asther yang sudah tiga tahun ia dirikan.

"Semua pilihan ada di tanganmu sendiri," ucap Elang, "semua yang terjadi adalah jalan yang kau pilih sendiri, menghamili seorang gadis lalu berkata akan bertanggung jawab dengan mudahnya."

"Kalo Argala gak tanggung jawab?" Argala menoleh kearah ayahnya, "Argala berengsek, yah!" Ucapnya.

"Ayah mau sebenernya dia di gugurin?"

"Ayah tidak pernah bilang kamu harus menggugurkan, dia. ayah hanya bilang, kamu. Berhenti bermain-main, fokus ke rumah tanggamu, karna semua yang terjadi pada saat ini ada lah jalan yang kamu pilih!"

"Jika kamu mendengarkan kata bundamu, tidak akan pergi ke bar, mabuk, balapan, semua ini tidak akan terjadi seperti saat ini, dirimu dan Aleta akan terus melanjutkan sekolah, tidak akan terjadi hal seperti ini."

"Kamu kira datang menemui ayah dan bunda mengatakan telah menghamili seorang gadis, lalu akan menikahi dan akhirnya kamu bertanggung jawab dan selesai? Tentu tidak!"

Elang terkekeh setelah menyelesaikan perkataannya, lelaki paru baya itu langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu harus pilih, Aleta atau geng motormu, jika memang kau memilih geng motormu, ceraikan saja Aleta biar dia tidak hidup dalam ke-khawatiran." Ucap lanjutannya lalu Elang beranjak pergi meninggalkan Argala agar lelaki itu merenungkan lagi perkataan yang baru saja Elang katakan.

Tak lama kemudian Elang dan istrinya Arista berpamitan untuk pulang karena Elang yang masih memiliki perkejaan yang tidak bisa ia tunda.

"Bunda pulang dulu ya, sayang, besok pagi bunda kesini lagi, nanti bunda buatin bubur buat kamu, ya?"

Aleta mengangguk lalu ia mencium punggung tangan kedua mertuanya itu, "hati-hati dijalan, ya, bunda, ayah," Ucap Aleta.

"Of course, sayang."

Sebelum pergi Arista juga mengintip bayi mungil yang tertidur di tempat tidur bayi di samping brankar tidur Aleta.

"Grandma pulang dulu ya ganteng, cucu grandma yang lucu.."

Argala tiba-tiba tertawa simpul mendengarkan perkataan sang bunda yang ingin di panggil nenek dalam bahasa inggris itu.

"Kamu ngetawain bunda, Gal?"

Argala langsung menggeleng saat sang ndoro bunda menatapnya dengan tatapan mencekam.

"Nggak, bunda."

"Huh... Wajar kalo bunda di panggil grandma, bunda ini masih muda, iya kan, ayah?"

Elang hanya mengangguk mengiyakan ucapan istrinya, "iya, kamu cocok di panggil grandma."

"Iyaa dong, ayah juga, ya, di panggil grandpa, biar sama kita."

Elang menggeleng, "ayah cukup di panggil, opa." Elang menatap jam tangannya, "ayo kita pulang, satu jam lagi ayah ada rapat."

"Rapat teruss! Yaudah bunda sama ayah pulang dulu, ya, bye sayang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang