CHAPTER 12 : DEAL

157 17 1
                                    

"Boss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Boss..." panggilku.

"Why? Still hungry? Bela saka ke?" Balasnya sambil menatap file ditangannya. Langsung tidak mendongak melihat aku.

'Sedap mulut dia je label aku bela saka. Mentang-mentang aku baru balik lunchbreak bersama client dengan dia tadi.' Ucapku dalam hati.

"Bukanlah. I just want to inform boss yang petang nanti I akan ambil kereta I. Lama sangat I biar tersadai dekat workshop. So, boss boleh balik sendiri. No need to wait for me."

"I can drop you there."

"Actually... right after that, I will buy some groceries at market. I nak beli apple to bake apple pie for today desert. I tak rasa boss will like that place and I tak nak ambil masa boss untuk hal-hal remeh macam ini."

"Market?" Soalnya. Dia dah tutup dokumennya dan fokus padaku.

"Ha ah, pasar."

"Why you assume I tak suka tempat itu?"

"Not up to boss standard."

"You tak jawab soalan I."

"Pasar yang I nak pergi agak usang, kecil, crowded, malap, and tak rasa sangat aircondnya. Sebab yang run pasar itu warga-warga emas. Tapi dekat situ murah, pekerjanya ramah, bersih and dekat dengan apartment I."

"Lagipun, 4 tahun kerja under boss, I yang arrange and arahkan orang untuk beli barang dapur rumah boss. Thats why I know you wont like that place and spend boss punya precious time to go with me. Alang-alang I ambil kereta, I akan pergi sendiri kesana."

"You cabar I?"

"Huh? Mana ada. I just answer boss punya soalan."

"I know your evil attention. You sebenarnya nak cakap I takkan berani jejak tempat-tempat macam itu. You pandang rendah dekat I, kan?"

"Im not. Boss jangan tuduh-tuduh I. Dekat sini, yang paling mean and evil itu boss. Not me." Bentakku.

Aku terdiam apabia tersedar aku sudah terlanjur berbicara. Did I just said those word directly to her face?

I heard she chuckles and look at me in disbelief.

'Im dead. Terajak perahu, boleh diundur. Terlajak kata... dah terlajak.' Desis hatiku.

"Ohhh.. thats how you see me. Masa itu, you cakap I tyrant. Hari ini you cakap I mean and evil. Adakah esok you akan cakap I cruel and satan daughter?"

"...." Perlahan-lahan aku tundukkan kepalaku. Tak berani bersuara. Sedar akan kekhilafan sendiri.

"Am I that worst?" Soalnya lagi.

"..."

"If I treat you well, then apa yang I akan dapat?"

"..."

"I need my answer. You tundukkan kepala takkan dapat selesaikan apa-apa masalah."

"I dont know. Maybe related to keikhlasan." Balasku sambil menatap wajahnya.

Heart BeatWhere stories live. Discover now