Chapter 35- Hilang arah

379 55 10
                                    

Rinai hujan turun ke bumi dengan deras nya, membasahi setiap sudut di kota besar itu .

Bukan hanya membasahi bumi tapi juga menyamarkan deras nya air mata yang turun di pipi gembul pria kecil yang sedang berjalan tak tau tujuan....
Pria kecil itu kehilangan arah setelah Rumah yang sering ia jadikan tempat pulang kini menolak nya untuk tinggal di sana,.

Rumah satu satu nya yang ia harap kan dapat menerima nya dengan terbuka, Rumah yang sedari kecil iya tempati itu ternyata menolak nya dengan mentah  ,.

Bukan rumah nya tapi sang pemimpin yang tak mengizinkan nya.

Flash back beberapa jam yang lalu.

Rika, Sabiru dan Alesa duduk menghadap pada sang pemimpin keluarga.

Heru menatap ke 3 nya dengan aneh.

"Ada apa ini ? " Tanya Heru, perasaan sedikit tak enak .

"Ayah, ibu —"   Ucap Rika tertahan saat Sabiru menggenggam tangan nya erat , kemudian pria manis itu menggeleng lemah.

"Ada apa bu? " Tanya Heru masih dengan nada berteman.

"Sa, bawa ibu masuk! " Titah Sabiru, Alesa hendak menolak namun si manis dengan cepat memasang wajah memelas nya.

Mau tak mau sang kaka menyeret ibu nya untuk masuk ke dalam kamar.

"Ada apa Sabiru? " Tanya Heru menatap putra nya itu.

Sabiru meremat tangan nya yang berkeringat, kemudian ia mengangkat pandangan nya pada sang ayah.

Dengan segala keberanian yang ia miliki,akhirnya Sabiru mengatakan nya   "Sabiru hamil! " Cicit pria manis itu pelan.

Mata Heru membelalak. " Ka-kamu ha-hamil? " Beo Heru.

"Ada janin dalam perut Sabiru yah! " Lugas pria manis itu tanpa gentar, padahal dalam hati nya demi Tuhan ia sangat ketakutan.

Heru terkejut kemudian mencengkeram kerah baju Sabiru kuat,hingga pria manis itu sedikit berjinjit.

Heru menatap putra nya tak percaya ,ia tak tau harus berkata apa, bagaimana bisa putra nya hamil? , sedangkan Sabiru belum memiliki pasangan.

"Bisa Sabiru kembali tinggal di sini yah? " Tanya Sabiru menatap lemah pada sang ayah, berharap sang ayah mengizinkan nya.

Dengan cepat Heru melepaskan Sabiru, kemudian menolak "Tidak... Kau tidak bisa tinggal di sini.?? " Tolak sang ayah.

"Apa kata orang orang nanti,  tidak.. Aku tidak bisa menerima mu di sini. " Mata Heru memerah, jantung nya berdegup kencang.

Begitu juga dengan si manis yang sedari tadi menahan sesak di dada nya.

Heru menunjuk wajah Sabiru "Bukan kah kau sendiri yang memilih untuk keluar dari rumah ini, " Sindir nya.

"Sekarang tanggung sendiri konsekuensi nya! .
Di mulai hari itu, kau bukan lagi putra di rumah ini . Kau bukan lagi anak ku  , aku hanya memiliki 1 putri dan 1 putra, " Murka Heru pada putra nya.

Air mata Sabiru menetes begitu saja, kembali; ia kembali di tolak mentah-mentah.

Sabiru berlutut  memeluk kaki sang ayah.

"Sabiru mohon ayah, hanya ayah dan rumah ini tujuan terkahir untuk Sabiru! " Mohon Sabiru , namun Heru benar-benar tak perduli lagi dengan sang putra.

"KELUAR " Usir Heru, menyingkirkan Sabiru dari kaki nya. Sabiru tersungkur saat Heru tak sengaja menyentak kaki nya keras.

"AYAH!!! " pekik kedua wanita yang sedari tadi diam di belakang dinding.

Kedua nya lekas memeluk Sabiru.

Hopeless  ( Biblebuild  ) {ON GOING! }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang