Chapter 68🌺

295 20 2
                                    







Salju mulai turun semakin lebat dan kepulan awan hitam juga membumbung tinggi di angkasa, menyeret tubuhnya yang terluka Li Yingnan berlari sekuat tenaga di antara puing-puing barak yang hancur. Pikirannya mengambang jauh memikirkan nasib Liu Wenhua dan pelayan pribadinya. Batinnya tak pernah berhenti untuk mengutuk dirinya sendiri karena terlalu lemah. Keringat mengalir di pelipis dan yang terbayang dalam benak Li Yingnan adalah betapa mengerikannya mata merah dari pria misterius dengan untaian kertas menyebar yang menyerangnya sebelumnya.

Ketika akhirnya pria itu sampai ke suatu titik dengan tempat paling porak poranda, Li Yingnan menemukan seorang gadis yang terbaring bersimbah darah di atas salju.

"Ini- Lan Jiao!" pria itu tidak bisa lebih panik lagi ketika menemukan bahwa gadis yang terkapar itu adalah pelayan pribadi Liu Wenhua. Dengan cepat pria itu mendekat dan merengkuh tubuh Lan Jiao, memastikan bahwa gadis itu masih bernapas, "Hey, apa kau baik-baik saja?!" Li Yingnan menemukan luka yang berdarah di perut Lan Jiao dan menekan beberapa titik di batang tubuh gadis itu untuk menghentikan pendarahan kemudian mengeluarkan botol kayu dari kantong seragamnya.

Pria itu menengadahkan kepala Lan Jiao dan membuka mulutnya, memaksanya untuk meminum cairan di dalam botol. Karena kondisi pemilik badan tidaklah sadar, cairan hijau yang lumayan tembus pandang mengalir dari sudut mulutnya, "Kau harus meminumnya jika kau ingin selamat..!" pria itu berkata dengan frustrasi dan bernapas panjang ketika melihat tenggorokan Lan Jiao yang akhirnya bergulir menenggak cairan dalam botol.

Alis gadis itu berkerut sebelum akhirnya membuka matanya perlahan, bibir dengan darah yang mengalir di sudutnya itu kemudian terbuka, "Fūrén..." seketika teringat akan sosok lain yang sangat penting, Li Yingnan terhenyak, "Itu benar, dimana Fūrén?!" gema hebat dalam jantungnya membuatnya segera berkeringat dingin mengingat nyonya pasukannya menghilang dan tidak berada di tempat.

Kepalanya dengan cepat berputar untuk mencari keberadaan Liu Wenhua dan ia juga menyebarkan indera illahinya, mencoba untuk mencari jejak spiritualnya. Lan Jiao mengangkat tangannya dan menunjuk ke satu arah dengan gemetar, "Sebelah...sana..." Mengikuti arah yang ditunjukkan Lan Jiao, Li Yingnan mengalihkan pandangannya. Menemukan siluet seseorang di antara barang-barang dan bagian tenda yang hancur. Pria itu kemudian menatap Lan Jiao yang sekarat.

"Aku harus memastikan kondisi Fūrén terlebih dahulu, aku juga telah memberikan pertolongan pertama pada lukamu. Tunggulah disini sebentar dan aku akan kembali," Lan Jiao menutup matanya dan mengangguk dengan lemah. Li Yingnan kemudian meletakkan Lan Jiao kembali ke atas tanah dan merobek jubah seragam militernya kemudian membalut perut Lan Jiao dengan kuat.

Li Yingnan segera beranjak dan berlari menuju siluet yang terlihat samar diantara guyuran salju. Ketika jaraknya semakin mendekat, ia menemukan bahwa posisi orang tersebut berada dekat dengan tanah, "Fūrén!" napas Li Yingnan tercekat ketika menemukan bahu Liu Wenhua yang bergetar memeluk seseorang. Omega itu kemudian mengangkat wajahnya yang penuh dengan air mata.

"Mayor Li...Tolong aku..." wajah Liu Wenhua merah padam dan kerutan karena tangisan penuh di sekeliling matanya. Alisnya mengerut dan bibirnya menekuk ke atas dengan sedih. Di lengannya yang kurus dengan tumpukan kecil salju, Tang Weiheng terlihat menutup matanya.

***

Tornado api yang sangat besar tiba-tiba muncul dan membumihanguskan segalanya yang berada di medan perang Yangzhou. Namun ajaibnya, api yang muncul hanya membakar para musuh dari kubu suku Bàohu dan hanba. Bahkan artileri berat yang bergerak lambat dengan daya rusak yang tinggi juga tak luput dari serangan api Tang Weiheng.

Jiang Shi menatap langit dengan kontradiksi di wajahnya ketika ia menyaksikan kobaran tornado api yang memiliki kemampuan penghancur skala besar. Bahkan jeritan yang muncul dari api phoenix yang membuat Tang Weiheng babak belur tidak membuatnya merasakan ketakutan. Namun kali ini, merasakan kekuatan api spiritual dari orang yang ia kenal betul benar-benar membuat genggamannya pada pedang melemah. Ketika pedang Jiang Shi jatuh dengan dentingan, bersamaan dengan dirinya yang menyadari fakta bahwa Tang Weiheng masih hidup sebuah kilatan cahaya oranye dengan cepat membelah langit dan melesat kedalam benteng.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang