"Fūrén?" Lan Jiao memutar tubuhnya menghadap Liu Wenhua setelah meletakkan sebuah makanan ringan ke dalam kota kayu. Majikannya menghela napas, menarik perhatian gadis itu, "Apa ada sesuatu yang salah?" Liu Wenhua memperhatikan pekerjaan tangan yang sedang ia kerjakan di tangannya.
"Simbol rumbai ini sangat sulit. Aku takut tidak bisa menyelesaikannya dengan rapi."
"Izinkan saya untuk melihatnya, Fūrén," Liu Wenhua menyerahkan rumbai ditangannya, "Simpulnya sudah benar, Anda hanya tinggal merapikan sisinya saja. Bersabarlah Fūrén, anda pasti akan segera menyelesaikannya," Lan Jiao membolak-balik pekerjaan di tangannya dan matanya tertuju pada gulungan benang berwarna merah dan abu-abu di atas meja disamping Liu Wenhua.
"Fūrén, yang satu ini berwarna biru lalu yang satu itu berwarna merah dan abu-abu. Sebenarnya Anda ingin menggunakannya untuk apa?" Liu Wenhua mengambil rumbai di tangan Lan Jiao dan melanjutkan pekerjaannya, "Aku membuat rumbai ini untuk diberikan pada Báihe-jun, Gēgē, dan ayahku. Rumbai ini bisa dipasang sebagai hiasan di gagang pedang. Apakah menurutmu mereka akan menyukainya?"
Lan Jiao tersenyum cerah mendengar penjelasan Liu Wenhua dan dirinya mengangguk dengan semangat, "Tentu saja mereka akan sangat senang menerimanya. Terlebih lagi ini adalah hadiah buatan Anda langsung! Fūrén, apakah Anda akan membuatkan yang berwarna biru ini untuk Lónglǐ-jun?"
"Um, itu benar. Aku akan memberikan yang biru untuk Gēgē lalu yang abu-abu untuk ayahku dan yang berwarna merah untuk Báihe-jun," Lan Jiao mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan dan kembali bertanya, "Jika saya boleh bertanya, mengapa Anda ingin memberikan yang berwarna merah untuk tuan? Jika ingin disesuaikan dengan warna khas dari Pasukan Kavaleri Harimau Putih Perbatasan Barat, bukankah seharusnya putih?"
"Apa yang kau katakan benar namun, setelah kuperhatikan lagi tuanmu itu selalu mengenakan pakaian berwarna gelap. Paling sering adalah warna hitam dengan sedikit corak warna gelap lainnya. Bahkan ketika hadir dalam perjamuan resmi bersama pejabat istana, ia juga memilih untuk mengenakan pakaian yang didominasi warna hitam. Merah ini kupilih karena kupikir akan selalu terlihat cocok dengan selera berpakaiannya. Selain itu, bukankah akan sedikit aneh jika ia mengenakan warna putih? Coba kau bayangkan, tuanmu yang seperti itu."
Lan Jiao memutar matanya tampak berpikir, kemudian mendesis, "...Anda memiliki penilaian yang luar biasa, Fūrén," mendengar pujian Lan Jiao, Liu Wenhua tertawa dan meletakkan kerajinan ditangannya ke atas meja, "Kau berlebihan. Daripada itu, bukankah tuanmu sudah pergi terlalu lama? Matahari sudah hampir terbenam, apakah sekadar melapor bisa selama ini?"
"Fūrén jangan khawatir. Mungkin kaisar memiliki pekerjaan lain yang membutuhkan campur tangan tuan," Liu Wenhua menyenderkan punggungnya, "Bagaimana bisa aku tidak khawatir? Bagaimana selama ini kaisar memperlakukan Báihe-jun...aku juga tidak ingin dia pergi ke istana..."
"Apa Anda khawatir jika saja tuan bertemu dengan Pangeran Agung Feng Jingmi?" Liu Wenhua menghela napas dan mengangguk, "Walau saat ini aku yakin ia tidak akan berani berbuat seleluasa sebelumnya, tetap saja aku merasa tidak nyaman," Lan Jiao menarik kursi dan duduk dihadapan Liu Wenhua lalu meraih tangannya dan mengelusnya perlahan.
"Fūrén, bukankah hubungan Anda dan tuan sudah sangat membaik sekarang? Lagipula tuan juga telah lolos dari jeratan licik ular itu sebelumnya, jadi pasti tuan akan lebih berhati-hati. Anda saat ini tengah mengandung, tolong jangan membebani pikiran Anda dengan hal yang tak perlu," Liu Wenhua menggenggam tangan Lan Jiao dan merasakan kehangatan yang mengalir perlahan di telapak tangannya. Seulas senyuman kemudian muncul di wajahnya yang putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFE
Fantasy⚠️⚠️WARNING BL STORY, BAGI YANG TIDAK SEFREKUENSI DIHARAP MENJAUH! BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!(WARNING 18+21+!!)⚠️⚠️ Liu Wenhua menjalani kehidupan pernikahan yang berbeda dengan apa yang ia idamkan. Menikahi seorang Alpha terkuat di kekaisaran tak mem...