THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFE

Chapter 89🌺

Liu Wenhua tak bisa menahan kegelisahannya ketika mengetahui bahwa kakak dan suaminya akan segera berangkat untuk berperang. Walau ia tidak memiliki pemahaman tentang hal-hal militer, samar-samar ia paham betapa buruknya kondisi kekaisaran saat ini hingga semua unit Divine Beast dikirimkan ke perbatasan.

Tang Weiheng sempat pulang ke rumah semalam, namun pria itu kembali meninggalkannya lagi begitu matahari terbit. Bahkan jika Tang Weiheng membujuknya untuk tidur, Liu Wenhua yakin Tang Weiheng segera pergi ke ruang belajar begitu dirinya tertidur.

"Jiao-er, jam berapa tuanmu pergi?" Lan jiao memiliki raut wajah yang sungkan, "Maafkan saya Fūrén. Bahkan ketika saya sudah bangun, Kepala Pelayan Ma mengatakan bahwa tuan sudah pergi..."

"Semalam tuanmu bilang padaku bahwa ia akan pergi dalam waktu 2 hari. Tapi bagaimana dengan kakakku?" Liu Wenhua mengelus rumbai pedang berwarna biru yang sudah jadi di tangannya.

"Apa Anda ingin menemui Lónglǐ-jun? kalau begitu, Saya akan meminta kusir untuk menyiapkan kereta kuda," Liu Wenhua tampak berpikir sejenak, menimang-nimang apakah baik untuk Liu Kangjian jika ia datang untuk menemuinya di saat-saat krusial seperti sekarang? Kekhawatiran Liu Wenhua menang, ia menggangguk pada Lan Jiao.

"Um, kalau begitu tolong siapkan kereta kudanya. Kita pergi kerumah. Jika kakakku sudah tidak ada, aku tidak akan mengganggunya ke markas," Lan Jiao mengiyakan keinginan Liu Wenhua. Pelayan itu sudah mengambil langkah menuju pintu, ketika paman Yuan mengetuk pintu dari luar.

"Fūrén, Lónglǐ-jun ada disini untuk menemui Anda."

"Kakakku ada disini?" Tanpa berlama-lama Liu Wenhua bergegas menuju pintu. Omega itu berjalan cepat menuju ruang tamu dan menemukan Liu Kangjian yang sedang memperhatikan lukisan di ruang tamu dengan tangan di belakang punggung. Pria itu sudah mengenakan zirah perang lengkap tanpa helm baja, "Gēgē!" Mendengar suara dari adik tercinta, Liu Kangjian memutar tubuhnya dan membuka kedua lengannya.

Liu Wenhua adalah omega cantik yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh rumah Bangsawan Liu. Terlebih lagi, perhatian ayah dan kakaknya tidak pernah terhenti untuknya. Melihat gestur tubuh yang akrab dari Liu Kangjian, sisi kekanakan Liu Wenhua akan selalu muncul. Mengabaikan etiket sebagai istri dari seorang bangsawan, ia berlari dan melemparkan dirinya ke pelukan Liu Kangjian.

Lan Jiao hendak berteriak untuk memperingatinya, tapi kemudian terhenti karena ia tidak tahu Liu Wenhua sudah memberitahu Liu Kangjian mengenai kehamilannya atau belum.

"Gēgē! Sebelumnya aku hendak mengunjungimu. Aku takut mengganggumu karena saat ini merupakan masa-masa yang sensitif. Tapi, aku sangat senang Gēgē datang kesini!" Mata Liu Wenhua sangat jernih dan pipinya memerah. Sangat jelas terlihat bahwa ia senang. Liu Kangjian tersenyum tak berdaya menghadapi reaksi adiknya. Ia melambaikan tangannya, mengusir Lan Jiao dan pelayan lainnya agar memberikan ruang berdua untuk dirinya dan Liu Wenhua.

Liu Kangjian mengelus pipi adiknya, "Kenapa kau berlarian? Bagaimana kalau kau nanti jatuh?" Liu Wenhua tidak menjawab. Hanya tersenyum lebar. Liu Kangjian memegang bahu Liu Wenhua, mengarahkan adiknya untuk duduk. Pria itu kemudian berlutut di hadapan Liu Wenhua. Menatap adiknya lekat-lekat, "A-Hua, Gēgē akan segera pergi ke medan perang. Sebelumnya, Gēgē ingin agar kau dewasa dan menjaga dirimu baik-baik. Karena Báihe-jun, juga akan segera berangkat, kunjungilah ayah lebih sering. Akan lebih baik jika kau menginap di rumah. Kau sudah tahu mengenai kondisi kekaisaran saat ini kan?" Liu Wenhua mengangguk kecil.

"Tidak ada yang tahu berapa lama perang ini akan berlangsung. Harus kukatakan bahwa pertempuran kali ini berpeluang besar untuk berlangsung lebih lama dibandingkan pertempuran Báihe-jun di Yangzhou. A-Hua, kau mengerti?"