[2] KELAS TRAINING

27 5 0
                                    




Sepanjang perjalanan, Joy mendumel tidak karuan. Bibirnya memang mengatup rapat. Akan tetapi, jiwanya merutuk tiada henti.

"Sial banget! Udah diputusin tiba-tiba! Keserempet orang aneh! Baju kotor begini! Mana sempet buat beli dan ganti? Apalagi pulang ke rumah dulu, udah telat! Ini hari pertama training! Masa iya harus telat?!" keluhnya.

Ia masuk ke salah satu lobi kantor. Pandangan mata orang-orang menatapnya heran bercampur ejekan meski tidak dikatakan dengan gamblang.

"Hei..." sapa seseorang.

Joy menoleh. "Ya?"

"Namaku Ratna."

Seseorang memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan. Senyum ramah tergambar di bibirnya. Entah kenapa penampilan gadis ini terlihat absurd di mata Joy. Dilihat dari ujung mana pun, kemeja putih kotak-kotak warna-warni dibalut jaket jeans hitam, dipadukan rok motif penuh bunga dan tas selempang bergambar beruang, benar-benar di luar nalar keselarasan dalam memadukan pakaian.

"Joy," balasnya tidak acuh.

"Begini, jangan tersinggung ya..." Ratna mencoba bicara pelan. "Tapi, kamu harus ganti bajumu. Atau minimal ditutupin dulu. Pakaian dalammu kelihatan lumayan agak jelas."

Pasca mendengar kata-kata Ratna, sontak Joy menunduk dan melihat bagian yang dimaksud. Buru-buru ia menutup badan dengan dua tangan.

Ratna langsung melepas jaketnya dan langsung memberikannya pada Joy. "Pakai ini saja dulu," ujarnya berbaik hati.

"Thanks. Kamu karyawan di sini?"

            Ratna menggeleng. "Belum resmi. Tepatnya sih masih calon."

"Calon karyawan?"

"Yap, aku datang untuk ikut kelas training. Sebelum benar-benar diterima, kan, harus ikut training dulu di sini."

"Oh..." Joy agak heran. Ia merasa asing dengan gadis berpenampilan tidak karuan ini. Mungkin sepanjang tes sebelumnya, Joy kurang memperhatikan sekeliling? Ataukah Joy terlalu sibuk dengan dunianya sendiri? Entahlah.

"Kamu lupa sama aku, ya?"

"Kita kenal sebelumnya?"

"Belum sih. Kamu pernah pinjamin aku bulpoin, waktu test pertama masuk. Ingat nggak?"

Joy mencoba menelaah, dan jujur saja ia tidak begitu ingat. "Oh gitu..."

"Ayo, kita hampir terlambat!" Ratna menarik lengan Joy. Keduanya berlari bersaman mengejar waktu.

Pintu lift hampir tertutup rapat. Ratna berusaha mencegah, dan berhasil. Pintu kembali terbuka. Seorang pria menatapnya tajam. Agak merinding dipandang sedemikian rupa.

Keduanya menyusul masuk.

"Liftnya sepi banget, ya? Masa cuma tiga orang? Di sebelah penuh banget tadi kulihat," celoteh Ratna.

Joy melihat ke sekeliling usai menekan salah satu angka dari lantai yang mereka tuju. Di bagian atasnya tertulis kalimat aneh.

"Ehm... kurasa kita salah masuk lift," kata Joy sambil memijat tengkuk.

"Salah gimana?"

Telunjuk Joy mengarah ke tulisan yang baru ia baca.

Ratna mengeja dengan suara lantang. "Lift ini khusus manajer dan atasan." Bola matanya spontan membelalak kaget. "Apa-apaan?! Ini namanya diskriminasi dalam pekerjaan!" cecarnya tidak terima.

Joy menyikut lengan Ratna serta melirik pria di belakang mereka. Ratna langsung membekap mulut dengan satu tangan, kemudian berdehem dua kali. Ia menggaruk kepala, merasa kikuk sebentar.

Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang