"Butuh bantuan lain?" tanya suara berat dari seberang panggilan. Napas Keenan terdengar agak lain dari versi normalnya. Agaknya Joy tahu apa yang baru saja dilakukan kakak tirinya itu.
Biasanya, dalam sekali panggilan Joy, cukup untuk Kenan langsung mengangkat. Tapi, kalau sampai lebih dari tiga kali, artinya pria itu sedang sibuk melakukan sesuatu. Entah syuting atau hal lain.
"Kecapekan?"
"Lumayan. Habis olahraga."
Joy mengernyit. "Olahraga apaan jam segini?" Lalu ia sadar dan ber-oh ria. "Gue paham. Jangan lupa pakai pengaman," katanya mengingatkan.
Terdengar kekehan tawa dari sana. Panggilan telepon beralih ke video. Kenan memperlihatkan ruangan fitnesnya. Menunjukkan kalau dirinya tidak sedang berbohong.
"Pikiranmu kotor banget sih. Lagi kangen?"
"To the point aja ya, gue butuh satu lagi bantuan lagi dari lo. Kira-kira bisa nggak, lo bujuk Andina Ratu buat ikut main jadi pasangan lo?"
Sebenarnya Elang dan Joy sudah berusaha menghubungi pihak manajemen artis bersangkutan, tapi selalu saja ditolak dengan berbagai alasan. Sementara Joy dan Elang sudah pusing dengan pertengkaran Ratna dan Ravi soal peran utama perempuan. Di antara pilihan lain, menurut mereka Andina Ratu memang paling sesuai. Joy punya jalan pintas lebih mumpuni, mungkin saja kakak tirinya bersedia membantu kan?
Kenan tampak berpikir. "Harus banget dia?"
"Why? Jangan bilang lo habis PHP-in dia? Gue kira berita itu nggak bener!"
"Nggak sepenuhnya bener."
"Berarti ada benernya, kan?" sindir Joy.
"Lo cari yang karakternya gimana?"
"Berani, agak lucu, dan smart. Tapi harus cantik natural."
"Senatural apa?"
"Ehm... yang kayak Isyana maybe."
"Gimana kalau Nagita Aurora? Atau Sifa Riani?"
"Jangan Nagita. Gue minta tolong lo buat jadi aktor, bukan nyuruh CLBK."
Kenan tertawa. "Cemburu?"
"Sifa Riani kayaknya oke. Kira-kira bisa nggak? Bukannya dia lagi sibuk sama promosi film terbaru yang mau tayang bulan depan?"
"Film pendek aja, kan? Tenang, serahin sama gue. Tapi inget janji lo, ya?"
Joy menarik napas dalam-dalam. Terpaksa mengangguk demi memuaskan hati Kenan. Untuk sementara, ia rela mengalah. Setidaknya sampai projek timnya kelar. Ia tak mau cuma menumpang dapat nilai bagus tanpa ada kontribusi juga. Semangat Ratna sepertinya mulai menular padanya.
Rangkulan tangan Elang bergelayut di pundak Joy. Mengagetkan Joy atas kehadirannya. Buru-buru gadis itu menutup panggilan video, sebelum Kena sempat bertanya lebih lanjut.
"Serius banget. Siapa?" tanya Elang.
"Bukan siapa-siapa. Kepo banget."
"Loh, sama calon pacar kepo itu perlu."
"Siapa calon pacar? Gue?"
"Siapa lagi? Masa tembok di samping lo?"
"Inget ya, El. Kita harus fokus dengan projek. No baper-baper."
"Kecuali khilaf," sahut Elang sambil mesem. Senang sekali ia menggoda Joy. Ekspresi Joy ketika digoda berbeda dengan gadis-gadis lain. Walaupun terlihat masa bodoh dan tidak tertarik, tapi pandangan matanya justru memikat rasa penasaran Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance
Genel Kurgu"Cowok prik!" ini yang dikatakan Joy saat pertama kali bertemu Elang. Siapa sangka akhirnya mereka malah terlibat asmara yang membingungkan. Di satu sisi, Joy belum ingin punya pacar lagi. Di sisi lain, Elang mengharap gadis itu memberikan status je...