~^05^~

7.3K 339 0
                                    

Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh hehe

HAPPY READING


Keesokan hari nya Jo terbangun dan sudah mendapati orang yang sangat ia cintai tak ada di sampingnya, Jo panik dan mulai mencari Ziel ke kamar mandi dan tidak ada.

Ia keluar dari kamar dan ah ternyata kekasih kecilnya sedang memasak di dapur. Ingat ya Jo tidak pernah menyetujui hubungannya berakhir.

"Ada apa Jo?" Tanya Ziel saat melihat Jo yang terlihat panik.

"Saat bangun kamu tidak ada disampingku makanya aku panik" ucapnya sambil memeluk Ziel dari belakang.

Meskipun ia sudah mengakhiri hubungannya dengan Jo tetap saja kebiasaannya yang selalu menyiapkan sarapan untuk Jo setiap pagi kalau saat Ziel menginap itu masih melekat di dirinya.

Makanya pagi ini bukannya langsung pulang Ziel malah memasak dulu baru ia akan pulang anggap saja untuk yang terakhir kalinya.

"Lepaskan aku Jo pergilah mandi dan sarapan"

"Biarkan seperti ini sebentar saja"

Lagi lagi Ziel pasrah dan menuruti kemauan mantan kekasihnya ini, ya Ziel sudah menganggap bahwa Jo adalah mantan kekasihnya walaupun mengakhiri hubungan secara sepihak.

Ziel tau Jo ini keras kepala dan ia tidak akan melepaskannya begitu saja, tapi Ziel sebisa mungkin akan menjauh dari Jo, sudah seharusnya begitu bukan.

Jo keluar dari kamar dengan mengenakan pakaian santainya handuk kecil masih menyangkut di kepalanya dengan rambut yang masih basah.

Namun saat ia keluar tak melihat sesosok orang yang ia cintai, apakah dia sudah pergi? Pikirnya dengan lirih dan melihat di atas meja makan sudah tertata rapih makanan yang tadi kekasihnya buat.

Jo duduk di kursi meja makan ia hanya menatap sendu makanan di hadapannya.

"Apakah setelah ini kau akan menjauhiku, Sayang..."

"Tapi tidak semudah itu memutuskan hubungan denganku, jika kau menjauh maka aku akan mengejar mu kembali, sampai kapanpun aku tak akan melepaskanmu, kamu adalah duniaku, bahagiaku, segalanya bagiku"

Ya itulah yang Jo katakan pada angin, lalu ia memakan sarapannya dengan lahap, meskipun hatinya sedang berantakan jika masakan itu dibuat oleh Ziel akan tetap memakannya sampai habis.

Dilain tempat ya lebih tepatnya di kediaman Varendar, Ziel dengan pelan berjalan menuju rumah.

"Sayang dari mana saja kamu kami mengkhawatirkan mu, tadi mamah ke kamarmu namun tak ada jawaban dan saat masuk kamu tidak ada mamah khawatir"

Ya seperti dugaannya di ruang tamu sudah ada Rena yang menunggunya dengan kekhawatiran.

"Maafin Ziel mah, semalam ada urusan mendadak jadi Ziel gak sempet izin ke mamah"

"Tapi kamu baik-baik aja kan, lihat matamu sembab apa kamu habis menangis semalaman, apa luka mu sakit lagi hmm?"

"Enggak mah semalam Ziel kelilipan jadi seperti sudah menangis, mamah jangan khawatir Ziel minta maaf ya"

"Baiklah sayang lain kali jangan keluar malam jika ada urusan sekalipun selesai besok saja ya, mamah sangat khawatir"

"Iya mah maafkan Ziel..."

"Tak apa sayang, sebaiknya kamu mandi dan segera turun untuk sarapan"

"Baik mah.."

Saat hendak menaiki tangga Ziel dikaget kan dengan kakaknya yang sudah bersikap dada di atas dekat tangga dengan ekspresi wajah yang marah.

Oh tidak apakah kakaknya tau Ziel habis menemui Jo dan apakah Jo sudah memberitahu semuanya kepada Shadira.

Namun saat sudah berhadapan dengan shadira Ziel kaget oleh Shadira yang tiba-tiba memeluknya.

"Dari mana saja hah...kami semua khawatir"

""Ka-kakak..."

"Kemana? Kemana kamu pergi"

"Aku ada urusan mendadak kak jadi pergi dan tidak sempat memberitahu kalian"

"Apakah sepenting itu hah sampai pergi malam-malam"

"Ya kakak memang penting sangat penting, aku harus menyelesaikan semuanya sebelum terlambat" Batin Ziel.

"Maaf kan aku kakak maaf"

"Diamlah kau membuat aku cemas, jangan mengulanginya lagi hmm"

"Iya Ziel gak akan ulangi lagi maaf"

"Ah aku memang tidak bisa marah lama kepada adik kesayanganku ini"

Shadira menangkup kedua pipi Ziel dan dia tersenyum manis, ya jujur saja shadira memang tidak bisa marah kepada adiknya ini.

"Baiklah sebaiknya segera mandi dan aku akan menunggumu di kamar ayo"

Ziel hanya pasrah saja dan mengekori kakaknya dengan satu tangan yang di gandeng Shadira menuju kamarnya.







Ziel Untuk Jonathan||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang