~^08^~

5.7K 231 1
                                    

Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh hehe

HAPPY READING


Setelah semua berkumpul dan Ziel juga sudah menyusul tadi sekarang sudah hadir semua di ruang tamu.

"Ekhem...Baik kita langsung ke inti aja ya, kedatangan kami kesini akan menentukan tanggal pernikahan anak-anak kita Danan"

"Baiklah mari kita tentukan hari yang bagus untuk kedua anak kita bersatu"

DEG...

Ziel yang mendengar itu dia langsung mematung dan meremas bajunya kuat dia menunduk dan menahan air mata yang sudah terbendung itu agar tidak keluar

Kenapa...kenapa sesakit ini, hatinya seperti ditusuk ribuan jarum dia tidak kuat tapi dia tidak mungkin menangis di hari bahagia ini bukan nanti mereka akan keheranan.

Ziel menahan tangis nya sekuat mungkin dia terus menunduk dan tanpa dia sadari tatapan seseorang juga tertuju padanya sejak pria paruh baya itu mengatakan akan menentukan tanggal pernikahannya.

"Bagaimana kalau 1 Minggu lagi kita adakan acara pernikahannya"

"Keputusan kita serahkan saja pada calonnya langsung, bagaimana Dira, nak Jo" -Danan.

"Ka-kalau Dira kapanpun siap, tapi kembali ke keputusan mas Jo" ucap Dira malu-malu.

"Jo bagaimana?" -Bhisma.

"Ba-baiklah gimana baiknya aja pah" ucap Jo pasrah dan setelah angkat bicara ia kembali menatap kekasihnya yang masih tertunduk.

"Baiklah pernikahan akan di adakan 1 Minggu lagi"

"Baik, selamat untuk mu Bhisma"

"Selamat untuk mu juga Danan"

"Jeng selamat sebentar lagi kita akan jadi besan" -Devina.

"Iya jeng selamat juga untukmu"

"Ziel...apa kau dengar kakak akan menikah 1 Minggu lagi, apa kau bahagia hmm?" Ucap shadira pada Ziel dengan sedikit berbisik karna posisi duduk mereka bersebelahan.

"Emm..aku bahagia untuk mu kakak, selamat" jawab Ziel yang langsung tersadar dari lamunannya.

Air mata Ziel sudah tidak bisa ditahan lagi ia menangis dan memeluk sang kakak, toh semua pasti mengira Ziel nangis karna bahagia dan juga sedih nantinya bakal ditinggal shadira.

Iya memang benar Ziel sedih karena kakaknya akan tinggal di rumah suaminya nanti dan dia akan kesepian tapi selebihnya dia menangis karna hatinya luka karna pernikahan ini.

Tidak dia harusnya bahagia bukan, tapi perasaannya pada Jo sangatlah besar. Kalian tau lah ya posisi Ziel sekarang sehancur dan sebimbang apa.

"Hey kenapa menangis, ini kabar bahagia jangan menangis sayang" ucap shadira sambil mengusap air mata Ziel yang tak berhenti mengalir.

"Ini...ini air mata bahagia kakak..." Jawab nya.

"Sudah jangan menangis, kakak gak suka liat kamu nangis"

"Sakit kak...hiks...rasanya sangat sakit...." Batin Ziel.

"Sayang jangan menangis..." Ucap Rena sambil mengambil alih Ziel supaya datang kepelukannya.

Yang tadinya Rena biasa saja melihat Ziel menangis namun makin kesini tangisan Ziel semakin menjadi sampai ia terisak dan terlihat sesak nafas, alhasil reba khawatir dan memeluk Ziel.

"Cuppp..cuppp...sudah sayang...ada apa...bukankah ini air mata bahagia tapi kenapa seperti bukan nangis bahagia apa ada masalah hmm?"

"Sebaiknya bawa Ziel ke kamarnya mah mungkin dia bahagia juga sedih karna setelah menikah kakaknya tidak akan tinggal disini lagi" ujar Danan.

Ziel Untuk Jonathan||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang