~^19^~

6.9K 313 0
                                    

Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh hehe

HAPPY READING


Saat sudah tiba di lantai 3 Ziel berjalan menyusuri lorong apartemen dan dia sudah sangat lelah.

Tapi saat sudah dekat dengan kamar apartemen nya dia melihat beberapa lelaki yang sedang menunggu di depan kamar nya.

Ziel pun memberanikan diri untuk menghampiri mereka.

"Ma-maaf kalian siapa ya?".

"Ikut kami...".

"He-hey tunggu..apa yang kalian lakukan..hey...lepaskan.." Ziel di tarik oleh para lelaki itu dan di bawa menuju lantai bawah.

Bahkan Nara disana yang merasa terganggu tidurnya mulai menangis.

"Mommy hiks...mommy...huwaa...mommy".

"Tenanglah sayang..".

"Lepaskan saya...kalian mau bawa saya kemana...saya salah apa?...".

Ziel memberontak tapi percuma saja ia memberontak orang yang msgang dia berotot semua.

Ziel pasrah dan ikut saja...Nara masih saja menangis di pangkuan Ziel.

"Mommy...puyang mommy puyang...hiks...mommy...Nala atut...".

"Tenanglah sayang kita akan pulang ya..".

Ziel juga takut sebenarnya tapi harus tetap tenang demi Nara, gakboleh keliatan takut apalagi sampai msnangis nanti Nara makin nangis.

Akhirnya mereka sampai di sebuah mansion yang sangat besar dan mewah.

Ziel pun tak mengerti kenapa mereka membawa nya kesini.

"Turun dan ikut kami..." Ucap salah satu lelaki yang berbadan besar itu.

Ziel hanya diam dan menurut pada mereka, Nara sudah lebih tenang bahkan dia sudah terlelap tidur kembali karna kelelahan menangis sepanjang perjalanan.

Setelah masuk Ziel terkagum melihat isi dari mansion itu, mewah sekali banyak benda-benda antik yang menghiasi setiap sudut mansion itu.

Ziel di bawa kerungan yang ia pun tak tau itu ruangan apa.

"Masuklah tuan besar sudah menunggu di dalam".

"Tu-tuan...tuan siapa?" Tanya Ziel.

"Masuk saja...".

Ziel pun menurut dan mengikuti salah satu dari mereka yang juga masuk duluan.

"Permisi tuan, saya sudah menemukan orang yang membawa nona muda Nara".

"Bawa dia masuk..." Ucap seseorang dibalik kursi yang membelakangi pintu itu.

"Masuklah..." Ucap bodyguard itu mempersilahkan Ziel masuk.

Ziel celingukan melihat kanan kiri menelusuri setiap sudut ruangan yang berwarna hitam abu itu.

"Jadi kau yang sudah berani menculik anakku".

Ziel kaget dengan suara bariton yang terdengar sangat familiar di telinga Ziel.

"Sa-saya bukan penculik, dan sa-saya tidak menculik anak anda" ucap Ziel gugup sungguh dia sangat takut sekarang.

"Ngghhh...hiks...mommy...".

"Suttt...tenanglah sayang..." Ucap Ziel menenangkan Nara yang sudah terbangun.

Tak lama kursi itu berputar menghadap Ziel..

Namun karna Ziel sedang menunduk menenangkan Nara dan saat itu juga wujud lelaki itu terlihat jelas dan lelaki itupun belum menyadari sosok yang di depannya ini.

"Mommy...hiks...puyang...Nala mau puyang...hiks..".

"Suttt...iya nanti kita pulang ya...".

Ziel mendengar dan menatap seseorang yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu.

DEG...

Seketika Ziel terdiam dan membeku dengan seribu kata-kata, terlihat orang itu juga sama, sama terdiam dan membisu.

Mata Ziel sudah berkaca-kaca, dunianya seolah berputar kembali ke masalalu dimana ia sedang bersama seseorang yang sangat ia cintai dulu.

Lelaki itu berjalan perlahan mendekati Ziel dengan raut wajah yang sulit di artikan.

"Sa-sayang..." Itulah kalimat pertama yang lelaki itu katakan setelah melihat Ziel.

Namun Ziel masih membisu ditempat bahkan Nara yang kembali menangis pun tak ia gubris.

"Sa-sayang ini beneran kamu hah..." Lelaki itu berdiri di hadapan Ziel dengan air mata yang sudah menetes.

Tanga lelaki itu bergerak untuk menyentuh kedua pipi mulus Ziel.

Ziel masih membisu dia mengerutkan alisnya, airmata yang sudah tak bisa di bendung lagi.

"J-Jo..." Kalimat pertama yang Ziel katakan.

"Ya...ini aku Jonathan mu...sayang kamu kembali".

Ziel benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi dia tidak mengharapkan situasi seperti ini plis.

Ziel terduduk lemas sambil menggendong Nara di pangkuannya yang masih setia menangis.

Ziel Untuk Jonathan||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang