~^29^~

4.8K 196 3
                                    

Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh hehe

HAPPY READING

1 Bulan Kemudian...

Ya, satu bulan sudah berlalu dan perkembangan Jo untuk meluluhkan hati ziel kembali juga membuahkan hasil sepertinya.

Ziel sekarang sudah mulai perhatian pada Jo, dan ziel yang dulu suda kembali meskipun belum 100% tapi itu sudah membuat Jo senang.

"Mommy...Nala mau nen..." Ucap Nara saat mereka sedang berkumpul di ruang tv seperti biasa, hanya berdua saja ziel dan Nara karena Jo katanya dia lembur jadi akan pulang malam.

"Sebentar mommy akan membuat mu susu dulu".

"Nala itut...".

"Baiklah ayo .."

Ziel menggandeng tangan Nara dan berjalan menuju dapur.

"Ini susunya, pelan-pelan aja ya nanti Nara tersedak".

"Emm..." Nara mengangguk dan langsung menyedot silikon dot miliknya.

"Udah mau jam sembilan tapi Jo belum juga pulang" Batin ziel sambil memandangi jam dinding lalu pintu utama.

"Mommy...Nala...tangen daddy...Nala mau daddy...".

"Iya sayang sebentar lagi daddy pulang, sabar ya".

Sekarang mereka sudah kembali ke ruang tv, dan tumben sekali anak ini masih bangun biasanya juga dia akan tidur lebih awal.

Ceklek....

Terdengar suara pintu terbuka sepertinya Jo sudah pulang, dan lihatlah Nara juga sudah terlelap di pangkuan ziel.

Dan benar saja itu adalah Jo dia pulang dalam keadaan yang kusut dan sangat acak-acakan sepertinya dia kelelahan.

"Kamu pulang, apa semua baik-baik aja?" Tanya ziel.

"Hah...aku lelah sekali, banyak sekali pekerjaan hari ini sampai aku lembur" Jo melempar tubuhnya di sofa samping ziel.

Ziel tersenyum dan mengusap kepala Jo.

"Gak baik mengeluh seperti itu, bukannya sudah biasa kerja lembur seperti ini".

"Iya tapi aku ingin sekali cepat pulang tadi tapi berkas-berkas sialan itu sangat menumpuk".

"Jangan seperti itu, sebaiknya kamu mandi dan turunlah aku akan menyiapkan makan malam setelah menidurkan Nara".

"Hmm...baiklah, sini biar aku yang menidurkannya kamu pasti lelah seharian ini jagain Nara".

"Gakpapa biar aku aja, kamu lebih lelah karna udah lembur".

Mereka pun berjalan menuju kamar, dengan Nara yang berada di gendongan ziel dan Jo yang mengikuti dari belakang.

Setelah selesai mandi Jo bergegas turun dan melihat ziel sedang menata makanan.

"Terimakasih..." Ucap Jo dan di balas senyuman oleh Ziel.

Oh iya setelah kejadian tidur bersama waktu Nara merengek ingin tidur bersama mommy dan Daddy nya dari situ mereka sampai sekarang tidur satu ranjang, ingat hanya tidur tidak lebih.

Saat Jo sudah selesai makan dan ziel juga sudah beres membereskan piring kotor dan ia bergegas ke lantai atas karna Jo tadi sudah duluan.

Saat masuk Ziel tidak melihat Jo di kasur dan ia melihat Jo sedang berada di balkon kamar.

Ziel menghampiri Jo dan sang empu mengetahui bahwa ada seseorang yang menghampirinya siapa lagi kalau bukan calon istrinya.

"Kenapa malam-malam begini berada di balkon, udara dingin tidak baik untuk kesehatan".

"Ziel...kemarilah..." Ucap Jo menarik tangan ziel dengan lembut.

"Dengar ini yang kesekian kalinya aku akan mengatakan hal yang sama padamu, dan ini juga mungkin untuk yang terakhir kalinya aku memintamu, setelah aku mendapatkan jawaban darimu aku akan berhenti mengejarmu"

Ziel mengerutka alisnya setelah mendengar omongan Jo.

Jo memegang kedua tangan ziel dan dia jongkok dengan sebelah kaki menghadap ke depan dengan sebuah kotak kecil berwarna merah di tangannya.(kayak orang mo ngelamar klean tau kan yak).

"Menikahlah denganku Ziel...aku mohon, aku masih sangat mencintaimu dan Nara juga sangat menyayangimu, jadilah istri dan ibu dari anakku, aku juga tahu kalau kamu masih mencintaiku, jadi aku mohon menikahlah denganku"...

Ziel terdiam dan menatap dalam mata Jo, terlihat ketulusan disana apakah ini sudah saatnya ziel pasrah pada takdir untuk menerima Jo kembali dan membuang jauh-jauh egonya selama ini.

Ziel masih terdiam dia masih bergelut dengan pikiran dan hatinya, dia bingung harus mengatakan apa, jujur saja selama tinggal dengan Jo perasaannya semakin menjadi.

Perasaan yang ia kubur dalam-dalam kembali menyerang hatinya, namun karna ego yang terlalu besar makanya ziel hanya diam selama ini.

Tapi...mungkin ini saatnya...

Ziel Untuk Jonathan||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang