~^21^~

6.2K 230 0
                                    

Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh hehe

HAPPY READING


"Dan saat itu mamah papah perjalanan dari kantor polisi setelah menemui ketua polisi yang menangani kasus hilang nya kamu namun saat di jalan entah bagaimana akupun tak tau jelas cerita seperti apa"

"Kata salah satu saksi yang ada disana, dari arah depan ada mobil truk yang melaju sekali dan terlihat supir yang mengantuk dan saat itu sedang lampu merah juga, truk itu melaju cepat hingga menabrak beberapa kendaraan yang sedang berhenti dan salah satunya mobil yang ditumpangi mamah papah, mereka meninggal di tempat bahkan mobilnya juga sampai hancur"

"Shadira sangat syock dan saat kejadian itu dia menjadi lebih pendiam karna awalnya juga dia sudah sedih karna dia tahu bahwa kamu hilang dan ditambah lagi kedua orangtuanya meninggal dia menjadi semakin frustasi"

"Karna hal itulah kakakmu kecelakaan juga akibat melamun, waktu itu akupun tak tahu kalau dia akan mengendarai mobil menuju kantor ku sampai aku mendapatkan kabar tentang Shadira yang mengalami kecelakaan"

"Aku sangat terpukul waktu itu karna kehilanganmu sekaligus kehilangan istriku dan aku berjanji pada nisan Shadira untuk menjadi anak kami dengan baik"

"Dan lihatlah siapa sangka Nara bertemu denganmu dan membawa mu kembali padaku...".

"Hiks...semua ini...salahku...andai saja jika saat itu aku tidak membohongi kalian pasti semua ini tidak akan terjadi hiks...semua ini salahku..hiks..."

"Maafkan aku mah, pah, kak..hiks...".

"Sudahlah sayang semuanya sudah berlalu, dan aku mohon jangan tinggalkan kami lagi".

"Jo untuk itu aku tidak bisa hiks...aku senang karna ternyata Nara adalah keponakanku, sekarang aku bisa mengembalikan Nara pada orangtuanya yaitu kamu hiks".

"Tapi Nara sudah memanggil mu mommy, dia mungkin menganggapmu sebagai mommy nya dan dia bahkan tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu sejak dia lahir walaupun aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk berperan sebagai ayah sekaligus ibu untuknya".

"Itu hanya kesalahpahaman Jo, ibu dari Nara adalah kak shadira tak ada yang bisa menggantikan itu".

"Kumohon ziel..jangan pergi Nara akan sangat sedih".

"Maaf Jo...hiks..aku harus pergi sebelum itu tolong antar aku ke makam mamah, papah dan kak Shadira...".

"Aku akan mengantar mu pada mereka tapi aku mohon jangan pergi lagi".

"Maaf Jo aku tidak bisa, aku juga punya kehidupan ku sendiri sekarang".

"A-apa...apa kau sudah menikah dan punya anak ziel?".

"Tidak hanya saja aku sudah nyaman sendiri sekarang dan aku sedang fokus dengan masa depanku".

"Maafkan aku sayang karna aku hidupmu menjadi seperti ini, kau terpaksa menjauh dari keluarga mu karna aku kan, maafkan aku".

"Sudahlah Jo itu sudah menjadi masalalu, cepat antar aku ke rumah terakhir keluarga ku".

Jo pun pasrah dia mengantar ziel ke makan keluarganya.

Saat sampai disana ziel menangis sejadi-jadinya dan dia tak henti-hentinya mengucapkan kata maaf kepada mereka, karna kepergian ziel semua menjadi seperti ini.

Ziel bahkan sampai tak mau pulang dia mau tetap berada di sana, namun Jo memaksa alhasil ziel ikut pulang.

Tadinya ziel mau langsung pulang saja namun Jo memohon untuk ikut dulu dan pamit pada nara untuk yang terakhir kalinya dan ziel pun pasrah.

"Hiks mommy...Nala mau mommy...".

"Sayang mommy harus pergi, sekarang kamu sudah bersama keluarga mu nak, mommy juga harus kembali ke rumah mommy".

"No...mommy halus dicini cama Nala dan daddy..hiks...".

"Gakbisa sayang maafin mommy ya".

"Nooo...mommy halus dicini!!!!".

"Nara sayang...mommy nya gak mau tinggal sama kita sayang biarin mommy pergi".

"Tenapa daddy...tenapa mommy nda mau tinggay cama kita?".

"Karna mommy gak sayang sama kamu dan daddy".

Jonathan keknya sengaja banget ngomong gitu sama Nara.

"Jo...kenapa bilang gitu sama Nara, jelas aku sayang sama Nara dan juga kam-..." Gawat ziel keceplosan ko bisa sih mulutnya lemes banget.

"Kam-...apa dilanjutin dong ngomongnya...kalau kamu sayang sama Nara kamu pasti gak akan ninggalin Nara".

"Jo mengertilah Nara itu masih anak-anak dan kamu sudah dewasa maka mengertilah situasinya".

"Apa... situasi apa hah...dari dulu aku memang selalu mengerti kamu ziel tapi kamu tidak sekalipun mengerti aku...".

Ziel Untuk Jonathan||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang