Sebelumnya ⭐ dulu makasih ya
Follow juga boleh heheHAPPY READING
"Ya ampun den tangan mu berdarah..." Sontak lamunan Ziel tersadar karna suara bibi Lila.
"Hiks...hiks...hiks..." Ziel sudah tidak kuat lagi dia semakin melepas kesedihannya.
"Darahnya banyak sekali biar bibi bersihkan dulu"
Ziel hanya menangis saja tanpa mengatakan sepatah katapun, bibi Lila juga pasti nyangkanya Ziel nangis karna nahan sakit di tangannya.
Rena yang mendengar sedikit keributan di dapur akhirnya datang dan ia terkejut melihat anak bungsunya yang sedang menangis.
"Ziel sayang kenapa nangis"
"Ini nyonya tangan den Ziel luka saat sedang memotong sayuran"
"Ya ampun darah nya banyak sekali, ambil kotak P3K bi cepet"
"Baik nyonya"
Rena mencoba membersihkan lukanya dan membalutnya dengan tisu karna darahnya banyak sekali.
"Ziel apa kamu melamun sampai bisa ceroboh seperti ini hah"
"Mah...hiks...rasanya sakit...sakit sekali...hiks" ucapnya dengan suara lirih.
"Sudah sayang kita obati lukanya ya"
"Sakit...sakit sekali..." Ziel terus bergumam seperti itu sambil memandangi tangannya yang sedang di obati Rena.
"Cupp...sudah sayang, lihat lukanya sudah dibalut dan akan cepat sembuh nanti, sebaiknya kamu istirahat saja ayo mamah antarkan kamu ke kamar"
Ziel hanya menurut dan berjalan menuju lantai atas dengan di tuntun Rena.
Karna posisi dari dapur ke arah tangga itu otomatis melewati ruang tamu disana Danan dan yang lain melirik ke arah mereka berdua dan Danan panik melihat Ziel yang menangis.
"Mah apa yang terjadi"
Namun Rena seolah memberi kode untuk tidak bertanya apapun sekarang dan Danan mengerti lalu ia kembali duduk.
"Tidur ya besok lukanya sembuh, mamah ke bawah lagi hmm"
Ziel memejamkan matanya dan ia berkata dalam hati.
"Tapi luka di hati ziel tidak akan pernah sembuh mah..." Batin Ziel.
Saat Rena turun dari tangga dia langsung duduk di samping Danan.
"Kenapa Ziel nangis mah, apa yang terjadi"
"Dia melamun tadi saat memotong sayuran dan tangannya terkena pisau makanya dia nangis tapi udah mamah obatin pah"
"Ya ampun...bagaimana sekarang apa dia masih menangis" tanya Devina.
"Dia sudah lebih tenang dan tidur sekarang"
"Ah syukurlah..."
"Maaf atas kejadian barusan anak bungsu kami memang sangat rapuh jadi dia menangis"
"Tak apa...saya senang begitu melihat Ziel dia sangat manis, lain kali saya akan ajak dia main kerumah kami boleh?"
"Tentu saja boleh.."
Saat mereka asik berbincang kedua insan yang ceritanya lagi pengenalan itu sudah turun dan menghampiri mereka semua.
"Loh adek mana mah" tanya shadira.
"Dia sudah tidur di atas, tadi ada sedikit kecelakaan yang buat di nangis"
"Kecelakaan!!!..." Ucap shadira dan Jo kompak.
"Iya tangan adikmu luka terkena pisau saat sedang membantu bibi Lila"
"Ya ampun dia ini memang selalu ceroboh, aku akan melihatnya nanti"
Jo sekarang sedang khawatir dengan keadaan Ziel ia yakin bahwa tadi Ziel melamun karena syok dengan semua yang terjadi.
Ziel yang tidak tahu apa-apa dan menjalani kehidupannya dengan tenang namun sekarang ia harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya dijodohkan dengan kakak nya sendiri.
Dan Jo juga sebenarnya terpaksa menerima perjodohan ini pasalnya dia lemah jika sudah berhadapan dengan sang mamih.
Awalnya Jo menolak keras namun saat melihat mamih nya menangis dan itu membuat Jo dengan pasrah menyetujui perjodohan itu.
Namun meskipun dia menyetujui perasaannya akan tetap sama yaitu mencintai Ziel hanya Ziel tak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
Karna kejadian itu tiba-tiba sekali ia bahkan tak sempat memberi tahu Ziel tentang ini semua namun siapa sangka sekarang Ziel tahu semuanya tanpa Jo beritahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Untuk Jonathan||END✓
FantasyPengorbanan?!! Ya itulah yang dilakukan Ziel Varendar ia rela mengorbankan cintanya demi kebahagiaan kakak angkatnya.. Disaat kekasihnya yang ternyata sudah dijodohkan dengan kakak angkat hati Ziel seakan di ambil dari badannya sangat sakit, duniany...