"Kau?" Gumam Marissa, wajah nya mengeras,kepalanya mendidih,dadanya bergemuruh.
Pria yang dulu meninggalkan dia dan anak-anaknya demi wanita lain kini ada dihadapannya."Mau apa kau kesini?" Lanjut Marissa setelah berhasil menenangkan dirinya.
"Tidakkah seharusnya kau menyuruhku masuk?" Jawab pria dihadapannya. Suaranya masih sama seperti 21 tahun yang lalu.
Sekuat tenaga Marissa berusaha menahan tangisnya,bagaimana mungkin pria ini terlihat baik-baik saja setelah apa yang ia lakukan padanya?
Pria ini juga yang menjadi alasan kenapa Marissa tak bisa melihat Nabila lama-lama. Putrinya itu benar-benar mewarisi semua bagian yang ada pada pria ini..mata almond nya yang cantik,alisnya yang tebal,hidungnya yang tinggi,bahkan kulit putih bersih Nabila persis seperti ayahnya.
Kebenciannya pada pria ini membuat ia tak bisa dengan mudah memberikan cintanya pada putrinya..setiap melihat Nabila membuatnya mengingat pria brengsek yang telah meninggalkannya untuk wanita lain."Tak ada tempat untuk sampah sepertimu dirumah ku..hanya katakan apa yang kau mau!" Jawab Marissa.
"Aku tau kau mungkin sangat membenciku,hubungan kita berakhir sangat buruk saat itu..aku minta maaf." Ujar pria tua yang diketahui bernama Abimana itu.
"Tapi aku ingin bertemu putriku,Nabila." Lanjutnya."Putri mana yang kau maksud? Putri yang kau tinggalkan bahkan sebelum kelahirannya? Putri yang tak pernah melihat wajah ayahnya dari hari pertama dia membuka matanya? Putri yang mana,Hahh?" Tidak bisa,Marissa sudah tak sanggup membendung amarahnya, pria ini benar-benar keterlaluan,setelah sekian lama menghilang dengan kurang ajarnya dia datang dan meminta bertemu dengan putri mereka..Marissa tak akan membiarkan nya.
Pria itu menundukkan kepalanya..ia tau kesalahannya pada wanita ini tak mudah untuk dimaafkan,tapi ia benar-benar ingin bertemu dengan putri kandungnya,Nabila.
*
Paul baru saja memarkirkan mobilnya di garasi rumah Nabila. Keduanya lantas keluar dari mobil untuk menuju kedalam rumah.
"Apa ibu sedang kedatangan tamu?" Ujar Nabila melihat mobil yang tak dikenal terparkir di garasi rumahnya.
Paul tak menjawab,satu tangan pria itu menggenggam tangan Nabila,sedang tangan lain memegang ponsel miliknya,mengecek pesan masuk dari sekertarisnya.
Tiba diteras depan rumahnya,Nabila terdiam melihat sang ibu yang sepertinya tengah berdebat dengan seseorang,dan ia tidak tau siapa.
"Ada apa?" Tanya Paul heran,melihat kekasihnya itu terdiam tak kunjung melanjutkan langkahnya.
"Tidak...lihat,sepertinya ibu sedang bertengkar...apa itu rekan kerjanya? Kenapa juga ibu tak mengajaknya kedalam,bagaimana kalau orang lihat." Jawab Nabila sambil menunjuk kearah ibu dan pria asing itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
FanfictionKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya