"Jadi apa jawabanmu?" Paul kembali mengajukan pertanyaan yang sama.
Nabila tampak berpikir sejenak "entahlah bahkan setelah semua yang terjadi,aku masih tak percaya kita sudah ditahap ini..dan aku tak bisa mengelak,cepat atau lambat kita memang akan menikah bukan? Aku ikut apapun keputusan mu" Ujar Nabila
"Tunggu..kenapa aku merasa kau seperti terpaksa?" Selidik Paul sepenuhnya menatap wanita cantik disampingnya.
"Ya Tuhan, bagian mana dari ucapanku yang menyiratkan jika aku terpaksa?" Jawab Nabila tak mengerti jalan pikiran Paul
"Kau bilang cepat atau lambat kita akan menikah,seakan kau tak terlalu menginginkan pernikahan kita." Ujar Paul,pria itu tampak merajuk.
Nabila menghela napas "hah...kenapa kau suka sekali menyimpulkan sesuatu sendiri?" Tanya Nabila kini sama-sama memiringkan tubuhnya menghadap sang kekasih
"Berhenti mengerutkan keningmu seperti itu! Tidakkah itu membuatmu pusing?" Lanjut Nabila sambil mengusap kening Paul yang berkerut.
"Aku mau,aku siap kapanpun kau akan menikahiku" Ucap Nabila lagi
Menundukkan kepalanya,pria tinggi itu tampak mengulum senyum,bukankan ia terlihat menggelikan? Pikir Nabila.
"Tampaknya kau puas dengan jawabanku?" Tanya Nabila mengejek Paul.
"Itu sedikit lebih baik dari sebelumnya." Jawab Paul..mendengar itu Nabila menggelengkan kepalanya.
Paul kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Nabila genggam "ayo..ini sudah larut kau harus istirahat." Ujar Paul
"Besok kau akan mengantarku pulang kerumah kan?" Tanya Nabila menerima uluran tangan Paul perlahan berdiri dengan bantuan tunangannya itu.
Mereka kemudian berjalan masuk kedalam rumah."Sial...Padahal aku sudah berusaha membuatmu melupakan tempat itu." Jawab Paul sedikit tak senang
"Paul...aku tak suka kau berkata seperti itu,apapun yang terjadi,mereka keluargaku,aku tak punya siapapun selain mereka." Sahut Nabila sama tak senang.
"Apa maksudmu? Kau punya aku,ayahku dan ibuku." Ucap paul..mereka kini sampai diujung tangga menuju lantai dua,tempat dimana kamar Nabila berada.
"Tapi itu berbeda." Jawab Nabila,suaranya melemah.
Paul menatap wanita yang tengah tertunduk itu,pria itu kemudian memegang kedua bahu Nabila..posisi mereka kini berhadapan.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" Ucap Paul membuat Nabila menatap kearahnya."Ini mungkin akan membuatmu sedikit tak nyaman." Lanjut Paul karna Nabila tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Apa kau pernah bertemu dengan ayahmu?" Tanya Paul akhirnya..nadanya jelas terdengar ragu-ragu.
Kemudian tak ada yang bersuara...ruangan itu hening untuk beberapa saat."Paul aku lelah...kurasa aku butuh istirahat." Jawab Nabila akhirnya...jelas itu buka jawaban dari pertanyaan Paul,wanita cantik itu sedang menghindar,Paul tau itu...mata wanita itu menatap tepat dimata Paul seolah memberitahu pria itu,kalau dia tak senang dengan pembahasan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
Fiksi PenggemarKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya