Sudah beberapa hari berlalu,Nabila sudah diperbolehkan untuk pulang kerumahnya dengan catatan ia masih harus kontrol beberapa minggu sekali."Ah ya Tuhan aku ingin cepat-cepat melihat boutique" ujar Nabila saat ini ia tengah duduk sambil berusaha mengenakan jaket miliknya.
"Kau punya tim,apa yang kau khawatirkan?" Tanya Paul kemudian mendekati Nabila membantu sang kekasih memasangkan jaket,ia sedikit ngilu saat melihat Nabila seperti menahan sakit saat berusaha memakai benda itu di tubuhnya.
"Lihat bahkan untuk memakai benda ini saja kau sampai berkeringat menahan sakit." Geram Paul
"Aku tak sakit,ini hanya sedikit tak nyaman..ini hari yang baik,bisakah kau berhenti mengomeliku tuan cerewet?" Sahut Nabila kini memperhatikan tunangannya.
"Selesai" ujar Paul kemudian menepuk-nepuk kepala kekasihnya itu.
"Ayo pulang,ibuku bilang dia memasak banyak makanan untukmu hari ini." Lanjutnya meraih tangan Nabila dan memapahnya berjalan.
"Demi apapun aku sudah sangat merepotkan keluargamu." Nabila merasa tak enak hati
"Ini hari yang baik,bisa kau berhenti berkata seperti itu nona yang selalu merasa tak enak hati?" Paul mengejek Nabila dengan kata-kata yang wanita gunakan tadi.
Nabila menghentikan langkahnya..wanita itu mendelik kearah Paul"Apa ini?kau mencoba merajuk padaku?" Tanya Paul mencoba membaca gelagat Nabila.
Wanita itu hanya memajukan bibirnya..kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban."Bagus..kalau begitu pegang tangan ini dan ikuti aku." Perintah Paul kembali menggenggam tangan Nabila.
Bukankah wanita ini sangat menggemaskan?*
Nabila tiba dikediaman Paul .
"Kemari nak,biar ibu bantu." Novi membantu sang putra memapah Nabila"Tidak apa-apa bu,aku sudah lebih baik." Jawab Nabila.
"Ibu tau,hanya biarkan ibu menuntun jalan mu." Sahut Novi ibu Paul masih bersikeras menuntun tunangan putranya itu.
Mereka kemudian berjalan menuju meja makan,disana tuan rami ayah Paul sudah menunggu.
"Putri cantik ku sudah datang? Duduk disini nak." Ucap Ayah Paul seraya menarik kursi untuk Nabila.
"Kalian terlalu baik aku tak harus bagaimana membalasnya." Ujar Nabila setelah berhasil duduk dikursi. Ia terharu dengan perlakuan keluarga Paul yang begitu baik padanya.
Paul sang kekasih mengambil tempat disampingnya."Tak ada yang lebih kami inginkan selain kebahagiaan kalian berdua." Jawab pria tua berwajah bule itu.
Paul hanya mendengarkan percakapan kekasihnya dan juga orangtuanya itu
"Terimakasih untuk semua kebaikan kalian." Ungkap Nabila benar-benar dari dalam hatinya.
"Apakah membawa anakku kedunia ini adalah hal yang paling membuatmu ingin berterimakasih pada kami?" Gurau Novi,ia tak ingin Nabila terlalu sungkan padanya dan juga keluarga mereka dengan selalu mengucapkan terima kasih,maaf dan banyak hal lainnya yang selalu membuat wanita itu tak enak dengan kebaikan yang keluarganya lakukan.
Ia ingin Nabila merasa nyaman dan mulai menganggap bahwa seperti itu lah keluarga seharusnya,saling peduli satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
FanfictionKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya