*
Ini adalah sarat berikutnya dari Paul agar Nabila bisa mendapatkan izin pergi ke milan.
Ya,mereka mempercepat pertunangannya."Aku pikir kau becanda saat kau minta pertunangan kita diadakan minggu ini." Ujar Nabila,keduanya tengah berada diruang makeup..mereka sedang beristirahat setelah seharian tadi sibuk menerima tamu undangan yang datang ke pertunangan mereka.
"Aku selalu serius dengan ucapanku,apa kau lupa?" Sahut Paul kemudian meraih tangan Nabila. Pria itu memainkan cincin yang melingkar dijari manis sang kekasih.
"Kau suka cincinnya?" Tanya Paul kemudian,matanya terpaku pada cincin yang ia mainkan."Yaa..simple dan elegan,sesuai dengan seleraku." Jawab Nabila.
"Syukurlah..kau harus tau,aku sendiri yang mendesain modelnya..aku menggambar nya sambil memikirkanmu." Paul kini beralih menatap wanita yang sudah resmi menjadi tunangannya itu.. pria itu kemudian mengangkat tangan Nabila yang ia pegang kemudian menciumnya tepat dijari yang terdapat cincin yang beberapa jam lalu ia sematkan.
"Kau milikku mulai hari ini.." tutur Paul,matanya tak dapat beralih dari wanita cantik itu.
Nabila tersenyum kecil "aku milikmu saat kita sudah menikah nanti."
"Aku tau itu..maksudku setelah ini aku tak menerima saingan dalam bentuk apapun." Jawab Paul
"Memangnya kapan aku membuatmu bersaing dengan yang lain? Kau adalah satu-satunya...percayalah." Ucap Nabila.
"Terus apa maksudmu mengundang Ronny ke acara kita? Kau jelas tau aku tak menyukai pria itu." Sewot Paul
"Ayolah..kami berteman apa salahnya aku mengundang nya?tidak cukup dengan cincin ini melingkar dijari ku?" tanya Nabila.
Paul hanya diam tak menjawab Nabila."Baiklah kita akhiri ini..ini hari bahagia kita aku tak mau merusaknya dengan pertengkaran." Sahut Paul.
Pria itu menarik Nabila kemudian memeluk wanita itu,Nabila tersenyum kemudian menutup matanya menikmati bagaimana tangan Paul mengusap punggungnya.
"Aku jadi sedikit mengantuk." Ujar Nabila."Tidurlah aku akan bangunkan nanti." Jawab Paul,tangannya masih naik turun dipunggung Nabila.
"Aku mencintaimu." lanjutnya sambil mencium sisi samping kepala Nabila."Aku juga mencintaimu." Jawab Nabila semakin menyamankan kepalanya didada sang kekasih.
Senyum Paul mengembang mendengar pernyataan cintanya dibalas Nabila.
Badan pria itu bergerak pelan ke kanan dan kiri seolah meninabobokan wanitanya,membuat Nabila benar-benar terlelap.*
Paul menghentikan mobilnya didepan rumah Nabila. Wanita itu masih terlelap dari tadi ia tidurkan sampai sekarang, Paul bahkan sedikit bersusah payah mengangkat tubuh wanita itu menuju mobil miliknya,mengingat gaun yang kekasihnya pakai cukup panjang dan berat...bagaimana bisa wanita ini tahan memakai baju seperti itu sepanjang acara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
Fiksi PenggemarKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya