Disini keduanya sekarang duduk berjauhan di dalam kamar hotel yang Nabila dan Anggis huni. Nabila duduk disofa dan menghadap kearah jendela sedangkan Paul duduk diranjang memandang kearah Nabila
Nabila tau Paul serius dengan ancamannya,sebelum pria itu benar-benar membuat keributan disini,ia segera membawanya masuk."Seingat ku kita baik-baik saja sebelumnya,ada apa ini? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu marah?" Tanya Paul, pria itu berusaha meredam emosinya ia tau Nabila sama keras kepala dengannya berbicara pada wanita itu dengan nada tinggi tidak akan berakhir dengan baik.
Nabila tidak menjawab,wanita itu masih terus menatap kearah luar.
Paul menghela napas nya pelan kemudian berjalan kearah Nabila ia berdiri tepat didepan wanita itu memblokir pandangan Nabila yang entah melihat apa diluar jendela itu.
"Kenapa kau pergi begitu saja tanpa memberitahu?Katakan padaku apa salahku?" Paul masih menanyakan hal yang sama.Lama terdiam Nabila akhirnya bersuara " aku ingin akhiri hubungan yang melibatkan perasaan ini." Ujarnya
Paul terkejut "apa maksudmu?"
"Kita masih dalam ikatan pertunangan,hanya aku ingin mengakhiri perasaan sialan ini." Sahut Nabila
"Kau tak perlu khawatir soal ibumu,kita bisa berpura-pura tak terjadi apapun diantara kita didepan orangtuamu dan orangtua ku...kau juga bisa tetap menemui wanitamu itu." Lanjut Nabila kini menatap tepat mata Paul
Memicingkan mata kearah Nabila,Paul kemudian duduk disofa yang sama dengan Nabila dan menarik wanita itu menghadapnya "berhenti bermain-main..apa maksudnya ini? Wanita mana yang kau maksud?"
"Main-main? Kau yang sedari awal mempermainkan ku." Jawab Nabila
"Kenapa kau berpura-pura seolah kau benar-benar mencintaiku? Kenapa kau membuatku jatuh cinta padamu? Kenapa kau membuatku mempercayakan seluruh hatiku padamu? Aku baik baik saja sebelumnya tanpamu? Lalu apa yang akan aku lakukan setelah ini?" Nabila benar-benar menangis,isakannya memenuhi seluruh kamar.
Paul tak mengerti apa maksud Nabila,tapi ia berusaha menenangkan wanita itu..ia berusaha memeluk Nabila tapi wanita itu terus menepisnya."Aku bersumpah Nabila,aku tak mengerti wanita mana yang kau maksud? Demi Tuhan hanya kau satu-satunya wanita yang ada dihidupku,dan akan selalu seperti itu...berhenti berkata untuk mengakhiri hubungan ini karna aku tak akan membiarkannya." Jawab Paul kini menggenggam tangan Nabila. Wanita itu masih terisak.
"Kalau begitu apa hubunganmu dengan Karina?" Tanya Nabila,ucapannya terputus-putus karna isakannya,jika tak ingat mereka sedang bertengkar Paul ingin menggigit wanita itu gemas,suaranya terdengar seperti anak kecil.
"Karina?" Tanya Paul balik.
"Ya, wanita yang kau peluk saat peluncuran brand miliknya."jawab Nabila
Paul berusaha mengingat "ya Tuhan, sayang kau benar-benar mengkhawatirkan hal yang tidak perlu." Ujar Paul akhirnya ingat wanita mana yang sedang Nabila bahas.
"Wanita itu hanya Kaka sepupuku, dia anak dari kakak ayah." Lanjutnya kemudian tertawa,ia merasa konyol karna keduanya bertengkar cukup serius hanya karna Kaka sepupunya."Sepupu?" Tanya Nabila
"Iya,kalian harusnya bertemu saat pertunangan kita tapi dia tak bisa datang karna persiapan peluncuran tas miliknya..aku tak tau kalau kau berteman dengannya." Jawab Paul
"Aaaa....kenapa kau tak memberi tahuku sebelumnya? Kenapa kau tak mengatakan padaku kau akan datang ke acara yang sama? Kenapa kau membuatku terlihat konyol?" Nabila semakin menangis mengetahui kenyataan ini,dia benar-benar malu. Wanita itu memukul mukul Paul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
FanfictionKetika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya