Ketika tak ada satupun hal baik yang terjadi di hidupmu hingga tiba tiba datang seseorang,akankah dia menjadi penyelamatmu ataukah kesialanmu berikutnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mohon maaf Pak,nona Nabila ada dibawah,seseorang di resepsionis mengatakan dia mencarimu." Ujar Daniel tepat setelah menutup sambungan telepon nya.
"Nabila? Jam berapa ini? Bukankah ini sudah lewat waktu makan siang?" Sahut Paul sambil melihat jam tangan miliknya.
Tidak biasanya Nabila datang ke kantornya dijam jam seperti ini,apa terjadi sesuatu?
"Antar dia ke ruanganku!" Perintah Paul.
*
Nabila masuk ke satu ruangan yang ditunjuk oleh orang yang ia ketahui sebagai sekertaris kekasihnya itu. Wanita cantik itu kemudian membuka pintu.
"Kau datang?" Ujar Paul begitu Nabila muncul dari balik pintu.
Nabila hanya mengangguk,matanya memindai ruangan kerja milik tunangannya dan berakhir di sebuah meja dengan tumpukan dokumen diatasnya.
"Apa aku mengganggumu?" Tanya Nabila tak enak,sepertinya Paul tengah sibuk.
"Kau bercanda? Ayo duduk." Jawab Paul seraya menarik wanita cantik itu untuk duduk disofa yang terdapat di ruangannya.
"Bagaimana dengan makan siangmu?"tanya Paul..posisi mereka berhadapan. "tunggu...kau menangis?" lanjut Paul. Tadi ia tak terlalu memperhatikan nya,duduk berdekatan seperti ini Paul baru sadar kalau wajah Nabila terlihat seperti orang yang baru menangis.
"Pria itu menemuiku." Jawab Nabila lemah..kepalanya menunduk wanita itu meremas remas jari tangannya.
Paul mendekat "Pria mana yang kau maksud?" Tanyanya tak mengerti.
"Ayahku."sahut Nabila. Keduanya kemudian terdiam beberapa saat
"Apa yang terjadi?" Desak Paul akhirnya meminta Nabila bercerita.
*
Entah sudah berapa lembar tissue yang Nabila habiskan,matanya bengkak,hidungnya merah.
"Kau tau?aku tak menyukai dirimu akhir-akhir ini." Ujar Paul. Kekasihnya itu tengah meneguk teh hangat yang tadi dibawakan sekertaris Paul. Nabila menoleh kemudian menatap Paul.
"Kau lebih banyak menangis akhir-akhir ini,aku benar-benar membenci itu." Lanjut Paul. Pria itu lantas menarik Nabila kedalam pelukannya. "Aku tau aku tak pantas berkata seperti ini karna aku tak merasakan apa yang kau rasakan." Ujar pria tampan itu sambil mengusap kepala Nabila pelan.
"Aku tau ini tak mudah,tapi aku ingin kau melepaskan segala yang telah terjadi dimasalalu mu..rasa sakitmu,rasa kehilangan,kosong,perasaan tak berharga dan tak diinginkan..ayo lepaskan itu, bila perlu kau boleh lepaskan hubungan yang terikat antara kau,ibumu dan ayahmu jika itu benar-benar menyakitimu...ayo mulai semua dari awal denganku,tak ada lagi airmata...hanya ada tawa kau,aku,dan anak kita nanti,kau mau?" Lanjut paul,ia serius dengan ide menarik Nabila dari ayah dan ibunya..mereka hanya membuat Nabila bersedih,pikir Paul.